Presiden Amerika Barack Obama mengatakan ia akan berusaha agar kedua putrinya tidak melihatnya menangis saat istrinya berbicara dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat Selasa malam. Obama menyebut istrinya, Michelle, sebagai “bintang keluarga Obama”.
Dalam sebuah kampanye di Virginia Selasa (4/9) Obama mengatakan ia kerap menjadi emosional ketika ibu negara memberi pidato.
“Jadi saya akan berada di rumah dan menyaksikan pidato itu bersama kedua putri kami, dan saya akan berusaha agar mereka tidak melihat ayahnya menangis. Karena ketika Michelle mulai bicara, saya mulai terharu,” ujarnya.
Presiden Obama berbicara di Norfolk State University di Virginia, kampanye terakhirnya sebelum ia menuju ke Konvensi Nasional Partai Demokrat di Charlotte – North Carolina, dimana ia akan berbicara Kamis (6/9).
Virginia adalah salah satu negara bagian terbesar yang belum memutuskan pilihan atau “swing states” yang diperkirakan baru akan memberi putusan November dalam pemilihan presiden. Obama telah melakukan puluhan kunjungan ke negara bagian itu dalam beberapa bulan terakhir ini.
Obama merupakan kandidat persiden pertama dari Partai Demokrat yang memenangkan Virginia pada 2008 setelah Lyndon Johnson pada 1964. Jajak pendapat umum menunjukkan Presiden Obama dan pesaingnya dari Partai Republik Mitt Romney bersaing ketat disana.
Dengan pemilih yang relatif masih ragu-ragu, kedua calon presiden berupaya membujuk pendukung kuat mereka untuk memilih.
Di Norfolk, Obama mengatakan kepada kebanyakan mahasiswa warga kulit hitam bahwa para donor kaya Partai Republik membiayai iklan-iklan negatif di televisi untuk mencegah pendukung Partai Demokrat pergi ke tempat pemilihan pada 6 November nanti.
“Mereka memperkirakan, jika kalian tidak memilih maka perusahaan minyak yang besar akan mengatur masa depan energi kita dan perusahaan-perusahaan asuransi akan mengatur layanan kesehatan kita, dan para politisi akan mendikte apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan perempuan demi kesehatan mereka sendiri. Mereka mengharapkan kalian untuk hanya menerima versi mereka,” ujarnya.
Sementara itu, calon wakil presiden dari Partai Republik Paul Ryan berkampanye di Ohio – negara bagian lain yang belum memutuskan pilihan – dimana ia mengatakan kepada kerumunan massa di dekat Cleveland bahwa Obama telah menangani ekonomi Amerika secara salah.
“Mari berterus terang. Presiden Obama mewarisi situasi yang sulit ketika ia berkuasa. Masalahnya adalah, ia menjadikan situasi itu lebih sulit lagi,” ujar Ryan.
Ryan mengatakan kinerja ekonomi Presiden Obama lebih buruk dibanding Jimmy Carter – mantan presiden dari Partai Demokrat lainnya pada akhir 1970an. Carter kalah ketika bersaing dengan Ronald Reagan untuk memperoleh masa jabatan kedua pada 1980.
“Ingat apa yang disampaikan Ronald Reagan kepada Jimmy Carter? Apakah sekarang kalian lebih baik dibanding empat tahun lalu? (Tidak) Dulu kita tahu itu dan kini kita pun tahu. Mereka menolak Jimmy Carter dan memilih Ronald Reagan. Dan kita akan melakukan hal yang sama sekarang!” kata Ryan.
Enam puluh tiga hari menjelang pemilihan presiden, beberapa jajak pendapat memperlihatkan perolehan Presiden Obama dan mantan gubernur Massachusetts Mitt Romney hampir sama kuat.
Dalam sebuah kampanye di Virginia Selasa (4/9) Obama mengatakan ia kerap menjadi emosional ketika ibu negara memberi pidato.
“Jadi saya akan berada di rumah dan menyaksikan pidato itu bersama kedua putri kami, dan saya akan berusaha agar mereka tidak melihat ayahnya menangis. Karena ketika Michelle mulai bicara, saya mulai terharu,” ujarnya.
Presiden Obama berbicara di Norfolk State University di Virginia, kampanye terakhirnya sebelum ia menuju ke Konvensi Nasional Partai Demokrat di Charlotte – North Carolina, dimana ia akan berbicara Kamis (6/9).
Virginia adalah salah satu negara bagian terbesar yang belum memutuskan pilihan atau “swing states” yang diperkirakan baru akan memberi putusan November dalam pemilihan presiden. Obama telah melakukan puluhan kunjungan ke negara bagian itu dalam beberapa bulan terakhir ini.
Obama merupakan kandidat persiden pertama dari Partai Demokrat yang memenangkan Virginia pada 2008 setelah Lyndon Johnson pada 1964. Jajak pendapat umum menunjukkan Presiden Obama dan pesaingnya dari Partai Republik Mitt Romney bersaing ketat disana.
Dengan pemilih yang relatif masih ragu-ragu, kedua calon presiden berupaya membujuk pendukung kuat mereka untuk memilih.
Di Norfolk, Obama mengatakan kepada kebanyakan mahasiswa warga kulit hitam bahwa para donor kaya Partai Republik membiayai iklan-iklan negatif di televisi untuk mencegah pendukung Partai Demokrat pergi ke tempat pemilihan pada 6 November nanti.
“Mereka memperkirakan, jika kalian tidak memilih maka perusahaan minyak yang besar akan mengatur masa depan energi kita dan perusahaan-perusahaan asuransi akan mengatur layanan kesehatan kita, dan para politisi akan mendikte apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan perempuan demi kesehatan mereka sendiri. Mereka mengharapkan kalian untuk hanya menerima versi mereka,” ujarnya.
Sementara itu, calon wakil presiden dari Partai Republik Paul Ryan berkampanye di Ohio – negara bagian lain yang belum memutuskan pilihan – dimana ia mengatakan kepada kerumunan massa di dekat Cleveland bahwa Obama telah menangani ekonomi Amerika secara salah.
“Mari berterus terang. Presiden Obama mewarisi situasi yang sulit ketika ia berkuasa. Masalahnya adalah, ia menjadikan situasi itu lebih sulit lagi,” ujar Ryan.
Ryan mengatakan kinerja ekonomi Presiden Obama lebih buruk dibanding Jimmy Carter – mantan presiden dari Partai Demokrat lainnya pada akhir 1970an. Carter kalah ketika bersaing dengan Ronald Reagan untuk memperoleh masa jabatan kedua pada 1980.
“Ingat apa yang disampaikan Ronald Reagan kepada Jimmy Carter? Apakah sekarang kalian lebih baik dibanding empat tahun lalu? (Tidak) Dulu kita tahu itu dan kini kita pun tahu. Mereka menolak Jimmy Carter dan memilih Ronald Reagan. Dan kita akan melakukan hal yang sama sekarang!” kata Ryan.
Enam puluh tiga hari menjelang pemilihan presiden, beberapa jajak pendapat memperlihatkan perolehan Presiden Obama dan mantan gubernur Massachusetts Mitt Romney hampir sama kuat.