Sehari setelah pemilihan presiden yang paling mengejutkan dalam sejarah Amerika, Presiden Barack Obama tampil bersama Wakil Presiden Joe Biden di Gedung Putih, untuk meyakinkan rakyat Amerika bahwa ia bertekad untuk melakukan transisi dengan presiden terpilih, Donald Trump.
Muncul dari ruang kerjanya ketika awan gelap mereda, Obama mengakui bahwa kekalahan Hillary Clinton sulit bagi Partai Demokrat, namun mengatakan ia "mendukung" keberhasilan dari calon Partai Republik, Trump.
"Sekarang, semua orang sedih saat calon presiden pilihan mereka kalah dalam pemilu. Tetapi pada hari berikutnya, kita harus ingat bahwa sebenarnya kita semua adalah satu tim ... Kita tidak hanya Demokrat, atau tidak hanya Partai Republik, tetapi kita adalah patriot. Kita semua menginginkan yang terbaik bagi negara ini," ujarnya.
Obama mengatakan, pidato kemenangan Trump membesarkan hati.
"Itulah yang saya dengar dari pernyataan Donald Trump tadi malam. Itulah yang saya dengar ketika saya berbicara langsung dengannya, dan saya berbesar hati. Itulah yang diperlukan oleh suatu negara: rasa persatuan, penghormatan terhadap institusi kita, cara hidup kita, supremasi hukum, dan menghormati satu sama lain," katanya.
Pada arahan harian Gedung Putih hari Rabu (9/11), wartawan menyebut bahwa selama kampanye panjang dan sengit, Obama berulang kali menyebut Trump "tidak layak" untuk menjadi penglima tertinggi, dan bertanya apakah Presiden khawatir bahwa Trump akan mendapat kode untuk menembakkan senjata nuklir setelah ia menjabat sebagai presiden pada bulan Januari. [ps/al]