Presiden Amerika Barack Obama hari Selasa (14/6) mengecam Donald Trump – yang hampir bisa dipastikan akan menjadi calon presiden Partai Republik – menolak usul Trump melarang warga Muslim memasuki wilayah Amerika.
Obama – yang baru-baru ini memberi dukungan pada mantan menteri luar negeri Hillary Clinton – mengatakan bahwa usul Trump itu akan mengkhianati warisan pluralisme ras, etnis dan agama di Amerika dan “bukan Amerika yang kita inginkan”.
Trump telah berulangkali menggambarkan upaya Obama untuk mengalahkan teroris ISIS di Timur Tengah sebagai kebijakan yang lemah dan mengatakan Amerika harus mengambil tindakan militer yang lebih tegas terhadap ISIS dan mencegah warga Muslim yang lahir di luar negeri masuk ke Amerika guna menghindari terjadinya kemungkinan serangan teroris.
Trump – yang sebelumnya menjadi pembawa acara televisi realitas – hari Senin (13/6) mengatakan bahwa kebijakan-kebijakan Obama mungkin ikut memberi sumbangan pada serangan klub malam gay di Orlando, Florida, Minggu dini hari (12/6), yang menewaskan 49 orang dan melukai 53 lainnya. Serangan itu dilakukan oleh seorang warga Muslim-Amerika yang menurut pihak berwenang telah teradikalisasi oleh propaganda jihad yang dilihatnya di internet.
Presiden Obama – yang berbicara setelah melakukan kajian keamanan nasional mendalam dengan sejumlah pembantunya dalam bidang inteljen dan pertahanan – mengatakan bahwa penembak di Orlando – Omar Saddiquie Mateen – adalah warga negara Amerika. Salah seorang yang melakukan penembakan membabi-buta di San Bernardino, California pada Desember 2015 dan juga psikiater tentara yang melancarkan serangan di pangkalan militer tahun 2009 juga warga negara Amerika.
Merujuk pada retorika anti-Muslim Trump, Obama menyampaikan pertanyaan “kapan ini akan berakhir? Apakah kita akan mulai memperlakukan warga Muslim-Amerika secara berbeda? Apakah kita akan mulai menerapkan pemantauan khusus terhadap mereka? Apakah kita akan mulai melakukan diskriminasi terhadap mereka karena agama yang dianut?”
Obama mengatakan mengucilkan warga Muslim karena alasan khusus akan melanggar kepercayaan sejak lama di Amerika tentang keterbukaan dan aturan hukum, “hal-hal yang membuat kita luar biasa”.
Trump belum memberi tanggapan atas pernyataan Obama itu, tetapi sebelumnya ia mengatakan “Amerika harus lebih tegas, lebih tangkas dan sangat waspada. Kita tidak bisa membiarkan orang masuk ke negara kita tanpa pemeriksaan sangat ketat”. [em]