Presiden Amerika Barack Obama mengatakan memadukan keselamatan senjata dan pemeriksaan latar belakang akan menyelamatkan jiwa sementara menghormati hak konsitusional rakyat Amerika untuk memiliki senjata.
Presiden Obama menyampaikan komentar itu pada pertemuan gaya balai kota mengenai perintah eksekutif barunya bagi pengawasan senjata yang lebih ketat.
Pertemuan itu diusulkan dan disiarkan oleh televisi CNN Kamis (7/1) malam dari Universitas George Mason, di luar Washington DC.
Presiden mengatakan peningkatan pemeriksaan latar belakang tidak akan mencegah banyak orang dapat membeli senjata api. Tetapi dia katakan, kelemahan-kelemahan dalam sistem yang sekarang tidak mencegah orang membeli senjata api di satu negara-bagian tanpa pemeriksaan latar belakang, melintas perbatasan ke negara-bagian lain, dan menjualnya kembali untuk memperoleh keuntungan.
Presiden Obama mengatakan ada tempat-tempat di Amerika di mana lebih mudah dan lebih murah bagi seorang anak berusia 12 tahun untuk mendapatkan sebuah senjata api daripada membeli sebuah buku.
Presiden Obama mengatakan seringkali, polisi dan lain-lainnya tidak tahu sebelumnya siapa yang akan menjadi penjahat. Ia mengemukakan bahwa penembak yang membunuh lebih dari 20 anak sekolah di Connecticut tahun 2012 tidak memiliki riwayat kejahatan.
Ia mengatakan, meskipun tidak ada orang yang bisa menjamin seorang penjahat tidak mendapatkan senjata , pemeriksaan latar belakang akan membuat lebih sulit dan lebih mahal.
Pada penutupan pertemuan, Presiden Obama mengatakan, bukan hanya kematian di tangan penjahat yang menjadi masalah. Ia mengatakan, peraturan yang lebih ketat bisa menghentikan banyak pembunuhan tidak disengaja dan bunuh diri yang dilakukan remaja belasan tahun yang putus asa untuk lari dari persoalan mereka.
Pertemuan hari Kamis itu dipenuhi para aktivis yang dipilih secara khusus, baik yang mendukung maupun yang menentang kontrol senjata api lebih ketat. Mereka meliputi para pemilik senjata, pedagang senjata dan para korban kekerasan senjata api, termasuk mantan anggota DPR Gabrielle Giffords, yang nyaris tewas ditembak kepalanya tahun 2011.
CNN mengundang para wakil dari Asosiasi Senapan Nasional [NRA] untuk berpartisispasi, tetapi organisasi itu menolaknya.
Sebelumnya dalam pekan ini, presiden mengumumkan serangkaian langkah yang menyangkut baik penjual maupun pembeli senjata api, dalam penampilan yang emosional di Gedung Putih, di mana dia mengusap air matanya sementara mengingat para korban kekerasan senjata api, khususnya anak-anak.
Peraturan baru itu memperketat prosedur untuk memperoleh ijin bagi mereka yang menjual senjata, dan persyaratan bagi pemeriksaan latar balakang sebelum pembeli dapat memperoleh senjata api.
Para penyusun undang-undang dari Partai Republik yang menolak usaha Obama untuk memperketat peraturan senjata dalam tahun 2013 mengatakan, presiden bertindak di luar wewenangnya dengan mengeluarkan peraturan-peraturan baru, yang mereka nyatakan tidak akan membantu mengurangi jumlah kejahatan dengan kekerasan yang melibatkan senjata api.
Senjata api menyebabkan sekitar 32 ribu kematian setiap tahun di Amerika. Kira-kira 60 persen dari kematian itu adalah karena bunuh diri. [sp/ds]