WASHINGTON DC —
Hari Kamis (17/10) Presiden Barack Obama mendesak diperbaharuinya komitmen bipartisan untuk menghadapi tantangan-tantangan Amerika dan mengatakan ia akan mendesak Kongres untuk menegakkan reformasi imigrasi menyeluruh.
Awal tahun ini, Senat Amerika menyetujui sebuah perombakan sistim imigrasi Amerika yang kerap dikecam. RUU ini akan memperkokoh keamanan perbatasan Amerika dan akan menyediakan jalan untuk menjadi warga negara yang sulit dan lama bagi jutaan imigran gelap
Tapi RUU itu tidak mendapat dukungan di DPR yang dikuasai Partai Republik, di mana banyak anggotanya memandang UU bagi imigran gelap sebagai pengampunan bagi para pelanggar hukum.
Hari Kamis, Presiden Obama mengatakan reformasi imigrasi tetap menjadi sebuah prioritas.
"Kita harus menyelesaikan pekerjaan memperbaiki sistim imigrasi kita yang berantakan. Mayoritas warga Amerika menganggap ini hal tepat untuk dilakukan. RUU itu sudah lama menunggu untuk disahkan DPR," kata Obama.
Meskipun perhatian Washington baru-baru ini terpusat pada masalah-masalah keuangan, para pendukung reformasi imigrasi terus melakukan upaya untuk mengerahkan pendapat publik dan menekan anggota-anggota Kongres.
Secara umum sudah diketahui bahwa Kongres Amerika harus bertindak tahun ini agar reformasi bisa sukses, karena para anggota Kongres akan enggan melakukan voting yang sangat terkait politik ini sebelum pemilu sela tahun depan.
Penganjur reformasi Frank Sharry mengatakan waktu sangat menentukan. Ia mengatakan, "Saya rasa adalah sangat penting bagi DPR mulai membahas isu ini, dan melakukan voting. Saya rasa adalah sangat penting kita melihat adanya tindakan tahun ini."
Lawan-lawan RUU yang sudah diloloskan Senat itu mengatakan RUU itu menghadapi tentangan kuat di DPR. Kepala Pusat Studi Imigrasi yang berbasis di Washington, Mark Krikorian mengatakan anggota DPR mungkin mempertimbangkan sesuatu yang bukan warga negara penuh bagi imigran gelap.
"Partai Republik di DPR hanya akan memberi 11 juta imigran gelap visa kerja. Visa kerja akan membuat orang menjadi legal tapi tidak punya pilihan untuk menjadi seorang warga negara," ungkap Krikorian.
Para aktivis reformasi imigrasi termasuk Presiden Obama, menolak proposal apapun yang tidak mencakup jalur untuk menjadi warga negara. Meski demikian hari Kamis Presiden Obama mengatakan RUU DPR kelak tidak harus sama dengan versi Senat.
Setelah presiden Obama berbicara, para anggota DPR Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan mengulangi himbauan Presiden Obama agar diambil tindakan.
Tapi Mark Krikorian mengatakan DPR yang dikuasai Partai Republik mempunyai versi berbeda mengenai reformasi imigrasi dan ia meragukan hal itu bisa diselaraskan.
Ia menambahkan, "DPR akan mensahkan sebagian RUU yang sudah ditargetkan, mereka tidak akan bisa sepakat dengan Senat mengenai RUU bersama yang akan di serahkan ke Gedung Putih, jadi tidak akan ada RUU yang sampai ke meja Presiden."
Jika reformasi imigrasi gagal dilaksanakan tahun ini, Krikorian mengatakan hasil pemilu Kongres akan menentukan peluang bagi prakarsa itu tahun 2015.
Awal tahun ini, Senat Amerika menyetujui sebuah perombakan sistim imigrasi Amerika yang kerap dikecam. RUU ini akan memperkokoh keamanan perbatasan Amerika dan akan menyediakan jalan untuk menjadi warga negara yang sulit dan lama bagi jutaan imigran gelap
Tapi RUU itu tidak mendapat dukungan di DPR yang dikuasai Partai Republik, di mana banyak anggotanya memandang UU bagi imigran gelap sebagai pengampunan bagi para pelanggar hukum.
Hari Kamis, Presiden Obama mengatakan reformasi imigrasi tetap menjadi sebuah prioritas.
"Kita harus menyelesaikan pekerjaan memperbaiki sistim imigrasi kita yang berantakan. Mayoritas warga Amerika menganggap ini hal tepat untuk dilakukan. RUU itu sudah lama menunggu untuk disahkan DPR," kata Obama.
Meskipun perhatian Washington baru-baru ini terpusat pada masalah-masalah keuangan, para pendukung reformasi imigrasi terus melakukan upaya untuk mengerahkan pendapat publik dan menekan anggota-anggota Kongres.
Secara umum sudah diketahui bahwa Kongres Amerika harus bertindak tahun ini agar reformasi bisa sukses, karena para anggota Kongres akan enggan melakukan voting yang sangat terkait politik ini sebelum pemilu sela tahun depan.
Penganjur reformasi Frank Sharry mengatakan waktu sangat menentukan. Ia mengatakan, "Saya rasa adalah sangat penting bagi DPR mulai membahas isu ini, dan melakukan voting. Saya rasa adalah sangat penting kita melihat adanya tindakan tahun ini."
Lawan-lawan RUU yang sudah diloloskan Senat itu mengatakan RUU itu menghadapi tentangan kuat di DPR. Kepala Pusat Studi Imigrasi yang berbasis di Washington, Mark Krikorian mengatakan anggota DPR mungkin mempertimbangkan sesuatu yang bukan warga negara penuh bagi imigran gelap.
"Partai Republik di DPR hanya akan memberi 11 juta imigran gelap visa kerja. Visa kerja akan membuat orang menjadi legal tapi tidak punya pilihan untuk menjadi seorang warga negara," ungkap Krikorian.
Para aktivis reformasi imigrasi termasuk Presiden Obama, menolak proposal apapun yang tidak mencakup jalur untuk menjadi warga negara. Meski demikian hari Kamis Presiden Obama mengatakan RUU DPR kelak tidak harus sama dengan versi Senat.
Setelah presiden Obama berbicara, para anggota DPR Partai Demokrat mengeluarkan pernyataan mengulangi himbauan Presiden Obama agar diambil tindakan.
Tapi Mark Krikorian mengatakan DPR yang dikuasai Partai Republik mempunyai versi berbeda mengenai reformasi imigrasi dan ia meragukan hal itu bisa diselaraskan.
Ia menambahkan, "DPR akan mensahkan sebagian RUU yang sudah ditargetkan, mereka tidak akan bisa sepakat dengan Senat mengenai RUU bersama yang akan di serahkan ke Gedung Putih, jadi tidak akan ada RUU yang sampai ke meja Presiden."
Jika reformasi imigrasi gagal dilaksanakan tahun ini, Krikorian mengatakan hasil pemilu Kongres akan menentukan peluang bagi prakarsa itu tahun 2015.