Mantan presiden Amerika Barack Obama hari Selasa (31/3) secara terselubung mengecam penggantinya Donald Trump, mengkritik pedas mereka yang "menolak peringatan" pandemi virus corona yang mematikan dan memperingatkan agar tidak mengabaikan konsekuensi akibat perubahan iklim.
Presiden dari partai Demokrat yang populer dan menjabat selama dua periode itu menulis di media sosial sementara pemerintahan Trump bersiap membatalkan peraturan irit bahan bakar kendaraan era Obama, dan standar emisi gas rumah kaca untuk memperlambat pemanasan global.
"Kita telah merasakan pahitnya akibat mengabaikan peringatan pandemi," tulis Obama di Twitter.
Pemerintahan pimpinan Partai Republik menghadapi kritik tajam karena gagal mengindahkan peringatan global awal tentang wabah virus itu, setelah korban tewas mulai melonjak di China dan Italia.
Sejauh ini tercatat 185 ribu penderita virus corona di Amerika, terbanyak di seluruh dunia, dan angka kematian di Amerika melonjak melampaui 3.800 - melebihi korban resmi di China.
Cuitan Obama memuat tautan ke berita tentang aturan baru tentang penggunaan bahan bakar yang dikeluarkan pemerintahan Trump.
Sementara itu, sampai hari Selasa (31/3) tercatat lebih dari 185 ribu kasus virus corona di Amerika, dengan lebih dari 3.800 kematian akibat COVID-19. Lebih dari 1.500 kematian itu terkonsentrasi di negara bagian New York, wilayah yang paling parah dilanda penyebaran virus tersebut.
Sebuah rumah sakit tenda dengan 68 tempat tidur yang dibangun sebagai unit perawatan intensif bagi pasien baru virus corona telah dibuka di kawasan Central Park, taman besar yang terbentang di tengah kota New York. [ka/ii]