Para pakar mengatakan, hingga 25 persen kasus kanker pada orang gemuk, karena alasan yang belum jelas, tumor tampaknya lebih agresif dengan terapi kurang efektif pada pasien yang kelebihan jaringan lemak.
Namun, para peneliti di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston mungkin telah menemukan alasannya pada tingkat molekuler. Mereka mengatakan, sel-sel jaringan lemak yang membesar mengeluarkan hormon dan faktor pertumbuhan, yang disebut adipokines, yang mendorong pertumbuhan pembuluh darah baru yang memicu pertumbuhan tumor.
Mikhail Kolonin, guru besar bidang sel induk di Institut Kesehatan Universitas Texas untuk Pengobatan Molekuler, mengatakan, "Hipotesis kami adalah sel-sel jaringan lemak bergerak menuju lokasi kanker dan menjadi komponen tumor. Lalu faktor-faktor makanan itu, yang disebut adipokines, mulai dikeluarkan dari dalam tumor. Karena itu, sel-sel itu lebih kuat, sebab berada dalam konsentrasi lebih tinggi di dalam tumor."
Dalam percobaan dengan tikus gemuk dan kurus yang mengidap tumor, tim Kolonin memberi makan setiap kelompok tikus dengan makanan yang sama. Tumor pada tikus gemuk tumbuh lebih cepat. Selain itu, para peneliti mendapati, pertumbuhan itu pada tikus-tikus gemuk yang terlihat dalam sel-sel lemak. Sementara, banyak dari sel itu berubah menjadi lemak dalam tumor, yang lainnya mendorong pembentukan jaringan pembuluh darah, membawa oksigen dan nutrisi.
Kolonin mengatakan, penurunan berat badan yang signifikan dapat mengurangi sel-sel lemak pembentuk tumor. Ia yakin proses bypass lambung atau operasi pengurangan berat badan pada orang-orang gemuk adalah cara cepat dan efektif untuk mengurangi risiko kanker.
"Jelas sekali, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, mengatasi obesitas sebelum timbulnya kanker mungkin sangat bermanfaat, karena operasi pengurangan berat badan, misalnya, tidak hanya mencegah risiko berkembangnya diabetes, tetapi juga mengembangkan jenis-jenis kanker tertentu," paparnya.
Kanker-kanker yang demikian, yang umum pada orang yang kelebihan berat badan, termasuk kanker usus besar dan kanker prostat pada laki-laki dan kanker endometrium , sejenis tumor rahim, pada perempuan.
Artikel oleh Mikhail Kolonin dan sejawat-sejawatnya tentang hubungan antara obesitas dan kanker ini diterbitkan dalam jurnal Cancer Research
Namun, para peneliti di Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston mungkin telah menemukan alasannya pada tingkat molekuler. Mereka mengatakan, sel-sel jaringan lemak yang membesar mengeluarkan hormon dan faktor pertumbuhan, yang disebut adipokines, yang mendorong pertumbuhan pembuluh darah baru yang memicu pertumbuhan tumor.
Mikhail Kolonin, guru besar bidang sel induk di Institut Kesehatan Universitas Texas untuk Pengobatan Molekuler, mengatakan, "Hipotesis kami adalah sel-sel jaringan lemak bergerak menuju lokasi kanker dan menjadi komponen tumor. Lalu faktor-faktor makanan itu, yang disebut adipokines, mulai dikeluarkan dari dalam tumor. Karena itu, sel-sel itu lebih kuat, sebab berada dalam konsentrasi lebih tinggi di dalam tumor."
Dalam percobaan dengan tikus gemuk dan kurus yang mengidap tumor, tim Kolonin memberi makan setiap kelompok tikus dengan makanan yang sama. Tumor pada tikus gemuk tumbuh lebih cepat. Selain itu, para peneliti mendapati, pertumbuhan itu pada tikus-tikus gemuk yang terlihat dalam sel-sel lemak. Sementara, banyak dari sel itu berubah menjadi lemak dalam tumor, yang lainnya mendorong pembentukan jaringan pembuluh darah, membawa oksigen dan nutrisi.
Kolonin mengatakan, penurunan berat badan yang signifikan dapat mengurangi sel-sel lemak pembentuk tumor. Ia yakin proses bypass lambung atau operasi pengurangan berat badan pada orang-orang gemuk adalah cara cepat dan efektif untuk mengurangi risiko kanker.
"Jelas sekali, dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, mengatasi obesitas sebelum timbulnya kanker mungkin sangat bermanfaat, karena operasi pengurangan berat badan, misalnya, tidak hanya mencegah risiko berkembangnya diabetes, tetapi juga mengembangkan jenis-jenis kanker tertentu," paparnya.
Kanker-kanker yang demikian, yang umum pada orang yang kelebihan berat badan, termasuk kanker usus besar dan kanker prostat pada laki-laki dan kanker endometrium , sejenis tumor rahim, pada perempuan.
Artikel oleh Mikhail Kolonin dan sejawat-sejawatnya tentang hubungan antara obesitas dan kanker ini diterbitkan dalam jurnal Cancer Research