Operator tangki independen "Oiltanking" mengatakan telah menjual sebuah fasilitas penyimpanan bervolume 289.000 meter kubik di Merak, Banten, Selasa (16/9), dengan mengatakan bahwa subsidi bahan bakar minyak (BBM) telah membuat usaha mereka merugi.
Oiltanking, penyedia penyimpanan tangki independen terbesar kedua di dunia untuk produk minyak, zat kimia dan gas, menjual fasilitas itu Agustus kepada perusahaan lokal yang aktif dalam industri pengapalan minyak dan batu bara, menurut juru bicara perusahaan tersebut.
"Terminal Merak dirancang sebagai fasilitas penyimpanan independen untuk para pemain internasional di Indonesia," ujarnya.
"Akibat subsidi BBM dan perkembangan pasar lainnya, kami tidak dapat menangkap volume ini dan akibatnya tidak dapat mencapai model bisnis Oiltanking. Kerugian yang dihasilkan tidak berkesinambungan untuk perusahaan," tambah juru bicara Oiltanking.
Ia menolak memberikan harga jual atau detail lain bagi penjualan itu, termasuk pembeli.
Harga BBM di Indonesia termasuk yang termurah di wilayah ini akibat subsidi, yang membuat pemerintah menanggung biaya US$20 miliar per tahun, sekitar 20 persen dari anggaran total.
Oiltanking adalah anak perusahaan Marquard & Bahls AG, perusahaan swasta Jerman. (Reuters)