Setelah diguncang oleh pandemi dan boikot diplomatik parsial, Olimpiade Musim Dingin Beijing menghadapi tantangan lain, yakni layanan penerbangan untuk para atlet dan ofisial.
Memastikan kelancaran kedatangan peserta “menjadi perhatian semua orang'' karena saat ini terjadi pengurangan penerbangan penumpang reguler karena COVID-19, kata Zhang Liang, direktur Pusat Kedatangan dan Keberangkatan panitia penyelenggara, Jumat (10/12).
Panitia Olimpide dan otoritas penerbangan sipil telah “menetapkan prinsip bahwa penerbangan carteran dan sementara (temporer) akan menjadi sarana utama, dilengkapi dengan penerbangan komersial,'' kata Zhang pada konferensi pers.
Ia mengatakan 17 maskapai domestik dan asing telah menandatangani kesepakatan untuk menyediakan penerbangan temporer. Maskapai-maskapai itu akan menambahkan 15 penerbangan ke China dari lebih dari 10 bandara internasional setiap harinya, bersama dengan 13 penerbangan keluar. “Rencana penerbangan itu telah dikukuhkan dan jadwal penerbangan telah dirilis,” kata Zhang.
Sementara dianggap telah berhasil mengendalikan infeksi virus corona yang meluas sejak pandemi dimulai di pusat kota Wuhan pada akhir 2019, China masih mempertahankan pendekatan sangat ketat terhadap pandemi.
Zhang mengatakan para peserta harus divaksinasi penuh setidaknya dua pekan sebelum keberangkatan mereka ke Beijing dan memantau kesehatan mereka setiap hari. Mereka juga perlu menjalani dua tes asam nukleat dalam durasi 96 jam sebelum penerbangan mereka dan menerima kode kesehatan hijau yang dikeluarkan oleh pemerintah China yang menunjukkan bahwa mereka bebas virus. Tes-tes lain akan dilakukan ketika mereka tiba di Beijing, kata Zhang.
Setelah itu, para atlet, ofisial, dan jurnalis akan memasuki kawasan tertutup selama Olimpiade yang berlangsung 4 hingga 20 Februari tersebut. Pertandingan-pertandingan akan digelar di tiga lokasi berjauhan, pusat kota Beijing, pinggiran kota Yanqing, dan di provinsi tetangganya, Hebei. Tidak ada penonton dari luar China yang akan diizinkan hadir.
AS, Inggris, Kanada dan sejumlah negara lainnya telah mengumumkan boikot diplomatik di mana mereka tidak akan mengirim pejabat pemerintah ke Olimpiade sebagai protes atas perlakuan China terhadap Muslim Uyghur dan kelompok-kelompok minoritas lainnya. China mengecam boikot itu dan menganggapnya sebagai tindakan sia-sia yang melanggar semangat Olimpiade, tetapi juga berjanji untuk melakukan pembalasan.
Sejumlah politisi, Asosiasi Tenis Wanita (WTA) dan beberapa pemain tenis terkemuka juga telah menyuarakan keprihatinan tentang keselamatan pemain tenis perempuan terkenal China Peng Shuai, yang secara terbuka menuduh Zhang Gaoli, mantan anggota Komite Tetap Politbiro Partai Komunis China, memaksanya melakukan hubungan seks tiga tahun lalu.
WTA telah menangguhkan semua acara tahun depan di China dan Hong Kong sebagai tanggapan atas tuduhan Peng tersebut dan ketidakpastian mengenai nasib dan keberadaannya. [ab/lt]