Seorang lelaki di negara bagian Texas mungkin menjadi orang pertama di AS yang meninggal karena varian baru virus corona, omicron, yang kini menjadi varian dominan di AS.
Para pejabat kesehatan di Harris County menyatakan lelaki berusia 50-an tahun itu belum divaksinasi dan memiliki komorbid atau penyakit bawaan yang membuatnya rentan terhadap komplikasi serius dari COVID-19.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada Senin (20/12) menyatakan varian yang menyebar cepat itu merupakan penyebab 73 persen kasus infeksi baru di AS hingga Sabtu lalu, naik hampir 6 persen dari pekan sebelumnya, dan jauh di atas satu persen dari kasus baru COVID-19 pada awal Desember. CDC menyatakan omicron menyebabkan 90 persen atau lebih infeksi baru di negara bagian New York dan sebagian besar negara bagian di kawasan tenggara, tengah dan Pasifik Barat Laut.
Penyebaran omicron yang sangat cepat telah mendorong pihak berwenang di seluruh AS untuk memberlakukan lagi pembatasan virus corona sebelumnya atau memberlakukan seperangkat aturan baru. Di Washington DC, Wali Kota Muriel Bowser telah memberlakukan lagi aturan wajib mengenakan masker di dalam ruang. Sementara itu Wali Kota Boston Michelle Wu, Senin (20/12)m mengumumkan bahwa mulai bulan depan, warga harus menunjukkan bukti vaksinasi sebelum memasuki bisnis tertentu seperti gym, bar dan restoran serta tempat-tempat hiburan.
Rumah sakit di berbagai penjuru AS kembali mulai kewalahan dengan meningkatnya jumlah pasien COVID-19, situasi yang diperumit oleh kekurangan perawat dan petugas layanan kesehatan lainnya. Di negara bagian Rhode Island, ketua American College of Emergency Physician cabang negara bagian itu memperingatkan gubernur dan para pejabat lainnya bahwa sistem layanan kesehatan Rhode Island “sekarang ini sedang runtuh.” Gubernur di beberapa negara bagian telah memobilisasi unit-unit Garda Nasional untuk membantu rumah sakit yang kekurangan tenaga.
Penyebaran cepat omicron, yang pertama kali dideteksi bulan lalu di beberapa negara di kawasan selatan Afrika dan sekarang ada di hampir 90 negara, mendorong direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Senin mendesak orang-orang untuk membatalkan rencana bepergian mereka untuk liburan Natal dan Tahun Baru yang kian dekat.
“Acara yang dibatalkan lebih baik daripada hidup yang berakhir,” kata Tedros kepada wartawan di Jenewa. “Lebih baik membatalkannya sekarang dan merayakannya kemudian daripada merayakannya sekarang dan berduka kemudian.”
Menteri Urusan COVID-19 Selandia Baru Chris Hipkins, Selasa (21/12), mengatakan negara itu menunda rencana untuk memulai kembali perjalanan nonkarantina ke Selandia Baru secara bertahap mulai Januari hingga pertengahan Februari.
Wabah baru telah menyebabkan penundaan atau pembatalan beberapa kegiatan. Liga Hoki Nasional AS, yang telah menunda lebih dari dua lusin pertandingan, Senin (20/12) mengumumkan menunda kembali seluruh pertandingan dan aktivitas tim selama sepekan penuh.
Di Kota New York, pertunjukan musical Hamilton merupakan produksi terbaru di distrik teater terkenal Broadway yang ditutup karena infeksi baru COVID-19 di kalangan pemain dan awak. Forum Ekonomi Dunia pada Senin (20/12) juga mengatakan mengundurkan pertemuan tahunan pemimpin dunia dan eksekutif bisnis di Davos, Swiss, dari Januari hingga pertengahan 2022. [uh/ab]