Seorang penyerang yang belum diidentifikasi pada Kamis (19/8) melemparkan bom molotov ke arah rumah jurnalis Belanda, Willem Groeneveld.
Motif serangan ini, yang berlangsung di Groningen sekitar pukul 02.45 dini hari waktu setempat, tidak jelas, tetapi Groeneveld sebelumnya sudah diancam sehubungan pelaporannya atas isu-isu yang melibatkan real-estat dan pemilik properti.
Tidak ada yang cedera di dalam serangan ini, dan jurnalis ini dikutip mengatakan bahwa dia terbangun oleh suara kaca pecah dan berhasil memadamkan api.
Organisasi media mengatakan mereka risau dengan kejadian ini, yang terjadi sebulan setelah jurnalis kejahatan Peter R. de Vries tewas setelah ditembak di Amsterdam.
“Ini merupakan tahun menyedihkan untuk jurnalisme. Serangan ini terhadap Willem dengan bom api bisa berakhir secara bebeda sekali,” kata Thomas Bruning, kepada dari Asosiasi Jurnalis Belanda.
Serangan tersebut bukan yang pertama kalinya terhadap Groeneveld, yang mendirikan situs investigatif Sikkom, dan adalah jurnalis untuk harian Dagblad van Het Noorden.
Pada 2019, penyerang melemparkan batu kearah jendela rumah jurnalis itu, dan pada kesempatan lainnya, seseorang memposting alamat dan nomor telepon Groeneveld di Facebook.
Pada Juni, sekitar 30 sepeda ditinggalkan di luar apartemen jurnalis itu setelah dia melaporkan bahwa seorang pebisnis memindah-mindahkan sepeda seputar kota, demikian menurut laporan lokal.
Polisi pada Jumat mengumumkan mereka telah menangkap dua tersangka yang diduga melakukan pembakaran dan usaha pembunuhan.
Belanda adalah salah satu negara dengan catatan kebebasan pers yang terbaik, pada peringkat enam dari 180 negara, demikian menurut indeks tahunan dari Reporters Without Borders. [jm/pp]