Tiga organisasi HAM internasional, Kamis (26/11) mengecam sejumlah serangan baru-baru ini terhadap komunitas minoritas Ahmadiyah di Pakistan dan meminta Islamabad untuk segera menyelidiki peningkatan kekerasan tersebut.
Seruan bersama dari Human Rights Watch, Amnesty International dan International Commission of Jurists itu muncul beberapa hari setelah seorang pemuda Muslim berusia 16 tahun menembaki sekelompok orang Ahmadiyah yang sedang berkumpul untuk beribadah di sebuah rumah.
Serangan itu menewaskan seorang dokter, Tahir Mehmood, dan melukai tiga orang Ahmadiyah lainnya, termasuk ayah dokter tersebut. Keluarga Mehmood sejak itu bersembunyi karena alasan keamanan. Tersangka penyerang itu pada saat ini berada dalam tahanan polisi.
Dalam pernyataan mereka sebelumnya, tiga organisasi HAM itu meminta Pakistan mengambil tindakan hukum yang sesuai terhadap mereka yang bertanggung jawab atas ancaman dan kekerasan terhadap komunitas Ahmadiyah.
Sejak Juli, lima anggota komunitas Ahmadiyah tewas dalam serangan terpisah.
“Hanya sedikit komunitas di Pakistan yang menderita sebanyak Ahmadiyah,'' kata Omar Waraich, kepala Amnesty International cabang Asia Selatan. “Gelombang pembunuhan baru-baru ini secara tragis menegaskan tidak hanya keseriusan ancaman yang mereka hadapi, tetapi juga ketidakpedulian pihak berwenang, yang telah gagal melindungi komunitas atau menghukum para pelakunya.''
Ian Seiderman, direktur hukum dan kebijakan di International Commission of Jurists, mengingatkan pemerintah PM Imran Khan mengenai komitmen yang dibuat negara itu di Majelis Umum PBB untuk secara aktif melindungi hak-hak kelompok minoritas.
Patricia Gossman, direktur asosiasi Asia di Human Rights Watch, juga meminta Pakistan untuk mengambil tindakan hukum dan kebijakan segera untuk menghapus diskriminasi serta pengucilan sosial yang meluas dan merajalela terhadap Ahmadiyah.
Aliran Ahmadiyah didirikan di anak benua India pada abad ke-19 oleh Mirza Ghulam Ahmad, yang para pengikutnya percaya bahwa ia adalah seorang nabi.
Parlemen Pakistan menyatakan Ahmadiyah adalah kelompok non-Muslim pada 1974. Sejak itu, komunitas minoritas tersebut telah berulang kali menjadi sasaran para Muslim ekstremis di negara itu.
Pada bulan ini, sejumlah orang bersenjata menembak dan membunuh seorang pria Ahmadiyah berusia 82 tahun. Pada bulan Oktober, seorang profesor Muslim menembak mati seorang profesor Ahmadiyah sehari setelah keduanya diduga melakukan diskusi panas tentang masalah agama. [ab/uh]