Lima organisasi HAM pada Rabu (4/5) melaporkan ada pengaduan sedikitnya 338 pelanggaran HAM dalam penangkapan besar-besaran tersangka anggota geng di El Salvador.
Kelima LSM itu menyatakan pelanggaran yang paling sering disebut adalah penangkapan sewenang-wenang, serta penggeledahan rumah secara ilegal, cedera, perampokan dan kematian seorang tahanan.
Mayoritas kasus ini melibatkan lelaki muda berusia antara 18 dan 30, menurut Cristosal Foundation.
Penangkapan, yang dimulai akhir Maret setelah lonjakan kasus pembunuhan, telah mengakibatkan penangkapan lebih dari 240 ribu orang yang diduga anggota geng penjahat.
Namun hingga 1 Mei, hanya 10.885 dari mereka yang telah diperintahkan untuk ditahan sambil menunggu diadili. Pemerintah telah menetapkan keadaan darurat yang memperpanjang waktu penahanan seseorang tanpa dikenai tuduhan hingga 15 hari.
Organisasi-organisasi HAM itu telah mengkritik langkah tersebut, dengan menyatakan penangkapan kerap berlangsung sewenang-wenang, berdasarkan penampilan seseorang atau di mana mereka tinggal. Polisi juga telah melaporkan mereka dipaksa untuk memenuhi kuota penangkapan.
Pada akhir April, Kongres El Salvador memutuskan untuk mengabulkan permintaan Presiden Nayib Bukele untuk memperpanjang dekrit darurat antigeng selama 30 hari lagi.
Keadaan darurat 30 hari awal telah membatasi hak orang untuk berkumpul, diberitahu mengenai hak-haknya dan mendapat akses ke pengacara.
Laporan terdahulu Human Rights Watch dan Cristosal Foundation mendokumentasikan dua kasus di mana dua orang meninggal dalam tahanan polisi, dan mendapati laporan pers mengenai tiga kasus lainnya.
Dekrit itu hampir pasti menambah kepadatan yang membahayakan di penjara-penjara El Salvador, yang telah mencapai 136% kapasitasnya pada bulan Desember. Pemerintah telah berjanji akan membangun lebih banyak lagi penjara, tetapi ini akan perlu waktu.
Dekrit darurat itu dikeluarkan setelah serangkaian pembunuhan pada akhir Maret, sewaktu geng-geng penjahat disalahkan atas 62 pembunuhan dalam satu akhir pekan saja, tingkat kekerasan yang belum pernah dialami selama bertahun-tahun di negara berpenduduk 6,5 juta orang itu. [uh/ab]