Perang adalah sumber utama pelanggaran di seluruh dunia - dan dalam dua belas bulan terakhir, beberapa konflik besar menjadi semakin sengit. Perang saudara di Suriah telah menewaskan ratusan ribu dan memaksa jutaan orang mengungsi. Konflik itu menjalar ke negara tetangga, Irak, dimana pasukan pemerintah, oposisi moderat, militan Islamis dan pejuang Kurdi semuanya berjuang untuk menguasai wilayah.
Komunitas internasional harus ikut bertanggung jawab, kata Steve Crawshaw, penasihat senior Amnesty International. "Karena kegagalan mengatasi konflik Suriah dengan lebih baik dan lebih dini dan kegagalan berbicara keras dan memberikan tekanan-tekanan yang dibutuhkan agar hak asasi manusia dipantau dengan lebih baik," ujarnya.
Tong-tong berisi bahan peledak yang dijatuhkan dari helikopter telah digunakan secara luas oleh pasukan pemerintah Suriah, menewaskan ribuan warga sipil.
Sekutu penting Suriah, Rusia, harus berbicara untuk menentang penggunaannya, kata Direktur Human Rights Watch, Kenneth Roth. "Bom-bom barel itu memungkinkan ISIS mengatakan setidaknya mereka berani berhadapan dengan pemerintah yang didukung Rusia di Damaskus yang berusaha melakukan pembunuhan di kawasan sipil," komentarnya.
Moskow mengobarkan konflik di Ukraina timur dengan memberikan dukungan militer kepada separatis. Hampir 4.500 orang tewas, dan terjadi banyak penculikan dan penyiksaan. Dalam kunjungan terakhir ke Moskow, Roth mengatakan situasi itu bisa memburuk.
"Saya pikir ketidakamanan politik berada di balik semua ini. Dan saya khawatir ini hanya akan semakin parah sementara Rusia menghadapi beberapa masalah ekonomi nyata sebagai konsekuensi petualangan Putin di Ukraina," ujar Kenneth Roth.
Meningkatkan isolasi Moskow telah menyebabkan penindasan terburuk terhadap pembangkang sejak masa Uni Soviet, demikian menurut Roth."Semua ini memperkuat anggapan bahwa sistemnya sudah siap untuk melakukan tindakan lebih keras jika Putin memerlukannya," lanjutnya.
China dituduh menghambat kemajuan baru-baru ini dalam hak asasi manusia dengan tindakan keras yang sedang berlangsung terhadap protes pro-demokrasi di Hong Kong.
"Hak-hak dasar untuk kebebasan berekspresi dan berkumpul benar-benar tidak diberikan," kata Steve Crawshaw dari Amnesty International.
Menyebarnya kelompok militan Islamis di Afrika mendorong pelanggaran hak asasi manusia berskala besar. Pembunuhan dan serangan bunuh diri oleh Boko Haram di Nigeria semakin intensif, sementara pasukan pemerintah Nigeria dituduh melakukan pemenggalan dan penyiksaan.
Di Mesir, para aktivis hak asasi mengatakan harapan para demonstran dalam pergolakan yang dikenal sebagai Arab Spring telah dipadamkan. Namun Amnesty International menyoroti dua pencapaian penting di tempat lain dalam 12 bulan terakhir.
"Di Sri Lanka sekarang ada penyelidikan internasional atas pembunuhan yang mengerikan tahun 2009 ketika puluhan ribu warga sipil tewas. Juga berdasarkan aturan PBB, ada Perjanjian Perdagangan Senjata, yang telah kami kampanyekan selama 20 tahun," lanjut Steve Crawshaw.
Namun secara keseluruhan, Hari Hak Asasi Manusia 2014 kemungkinan akan dilihat sebagai pengingat tentang pelanggaran-pelanggaran berskala besar di banyak bagian dunia.