ISLAMABAD —
Sebuah organisasi internasional pemerhati pers yang berkantor di Amerika menyerukan kepada pemerintah mendatang di Pakistan yang dipimpin oleh Nawaz Sharif untuk mengambil langkah penting guna membendung “upaya pembungkaman pers lewat pembunuhan” dengan membawa mereka yang telah menyerang pers ke muka hukum.
“The Committee to Protect Journalists” CPJ yang mengeluarkan laporan berjudul “Pakistan Endangered Press” atau “Pers Pakistan yang Terancam” mengatakan sejak tahun 2003, Pakistan telah menjadi negara keempat yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Laporan itu mengatakan serangan bom bunuh diri dan kondisi-kondisi terkait konflik lainnya di Pakistan telah menewaskan 42 orang, tetapi sedikitnya 23 wartawan telah menjadi target pembunuhan.
Laporan itu menunjukkan Pakistan adalah salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat kekebalan paling buruk terhadap kekerasan anti-pers, dan meskipun muncul tuntutan berulangkali dari dalam dan luar Pakistan, tidak satu pun pembunuhan terhadap wartawan dalam sepuluh tahun ini yang diadili.
Koordinator CPJ Untuk Asia Bob Dietz mengatakan “data kekebalan hukum yang luar biasa ini” telah memupuk peningkatan iklim kekerasan terhadap wartawan di Pakistan. Ia menambahkan bahaya terhadpa media berita yang bebas dan kuat tidak saja datang dari para militan dan penjahat, tetapi juga kelompok-kelompok politik, militer dan badan inteljen Pakistan.
“Ada peningkatan kematian wartawan yang signifikan dalam lima tahun terakhir ini. Meskipun kami melihat perkembangan media di Pakistan, tetapi wartawan tetap menghadapi banyak intervensi, intimidasi dan ancaman. Maksud saya, ini telah menjadi kehidupan sebagian besar wartawan di sini,” papar Dietz.
Bob Dietz mengatakan CPJ kini menuntut Nawaz Sharif – perdana menteri yang baru terpilih – untuk mengambil tindakan-tindakan segera, seperti penguatan sistem pengadilan kriminal di tingkat nasional untuk mencegah aksi kekerasan terhadap wartawan.
Dietz menambahkan, “Hal ini benar-benar menjadi kewajiban pemerintah mendatang, untuk menjadikan sistem pengadilan Pakistan bekerja lebih baik dari sebelumnya. Saya tahu tuntutan ini terlalu besar dan saya tahu banyak hal yang akan membuat hal ini tidak berjalan. Tetapi saya kira Nawaz Sharif harus menjadikan ini sebagai prioritas dan cara terbaik saat ini adalah menunjukkan niat untuk menyelesaikan kasus pembunuhan wartawan yang sudah berlangsung beberapa tahun ini”.
Penelitian CPJ menyelidiki rincian pembunuhan berencana baru-baru ini terhadap dua wartawan : Wali Khan Babbar dan Mukarram Khan Atif. Babar ditembak mati di Karachi, sementara Atif – seorang wartawan kesukuan yang bekerja untuk Voice of America – dibunuh di dekat kota Peshawar di Pakistan barat laut.
“The Committee to Protect Journalists” CPJ yang mengeluarkan laporan berjudul “Pakistan Endangered Press” atau “Pers Pakistan yang Terancam” mengatakan sejak tahun 2003, Pakistan telah menjadi negara keempat yang paling berbahaya di dunia bagi wartawan. Laporan itu mengatakan serangan bom bunuh diri dan kondisi-kondisi terkait konflik lainnya di Pakistan telah menewaskan 42 orang, tetapi sedikitnya 23 wartawan telah menjadi target pembunuhan.
Laporan itu menunjukkan Pakistan adalah salah satu negara di dunia yang memiliki tingkat kekebalan paling buruk terhadap kekerasan anti-pers, dan meskipun muncul tuntutan berulangkali dari dalam dan luar Pakistan, tidak satu pun pembunuhan terhadap wartawan dalam sepuluh tahun ini yang diadili.
Koordinator CPJ Untuk Asia Bob Dietz mengatakan “data kekebalan hukum yang luar biasa ini” telah memupuk peningkatan iklim kekerasan terhadap wartawan di Pakistan. Ia menambahkan bahaya terhadpa media berita yang bebas dan kuat tidak saja datang dari para militan dan penjahat, tetapi juga kelompok-kelompok politik, militer dan badan inteljen Pakistan.
“Ada peningkatan kematian wartawan yang signifikan dalam lima tahun terakhir ini. Meskipun kami melihat perkembangan media di Pakistan, tetapi wartawan tetap menghadapi banyak intervensi, intimidasi dan ancaman. Maksud saya, ini telah menjadi kehidupan sebagian besar wartawan di sini,” papar Dietz.
Bob Dietz mengatakan CPJ kini menuntut Nawaz Sharif – perdana menteri yang baru terpilih – untuk mengambil tindakan-tindakan segera, seperti penguatan sistem pengadilan kriminal di tingkat nasional untuk mencegah aksi kekerasan terhadap wartawan.
Dietz menambahkan, “Hal ini benar-benar menjadi kewajiban pemerintah mendatang, untuk menjadikan sistem pengadilan Pakistan bekerja lebih baik dari sebelumnya. Saya tahu tuntutan ini terlalu besar dan saya tahu banyak hal yang akan membuat hal ini tidak berjalan. Tetapi saya kira Nawaz Sharif harus menjadikan ini sebagai prioritas dan cara terbaik saat ini adalah menunjukkan niat untuk menyelesaikan kasus pembunuhan wartawan yang sudah berlangsung beberapa tahun ini”.
Penelitian CPJ menyelidiki rincian pembunuhan berencana baru-baru ini terhadap dua wartawan : Wali Khan Babbar dan Mukarram Khan Atif. Babar ditembak mati di Karachi, sementara Atif – seorang wartawan kesukuan yang bekerja untuk Voice of America – dibunuh di dekat kota Peshawar di Pakistan barat laut.