Sistem transportasi di New York City diajukan ke pengadilan federal oleh dua pemuda komedian Muslim yang ingin mempromosikan film baru mereka di kereta bawah tanah.
The Metropolitan Transit Authority menandatangani kontrak untuk promosi film “Beware: The Muslims are Coming” di kereta bawah tanah. Namun, mereka kini mengatakan film tersebut mengandung konten pro-Muslim yang diperdebatkan, dan berniat untuk memblokir iklan tersebut.
Komedian Negid Farsad dan Dean Obeidallah yang filmnya diproduksi oleh Vaguely Qualified Productions mengatakan upaya untuk memblokir iklan tersebut adalah pelanggaran hak kebebasan berbicara yang dijamin pada Amandemen Pertama. Mereka menuntut MTA karena mengingkari kontrak yang sudah ditandatangani. Mereka sudah mengeluarkan biaya hampir $20,000.
Glenn Katon, direktur hukum Advokat Muslim mengatakan MTA telah membuat keputusan yang salah.
“Anda tidak bisa mempermasalahkan komedi,” katanya. “Anda tidak bisa membantah pesan dasarnya, yaitu bahwa umat Muslim juga manusia yang memiliki selera humor. Hal-hal ini, menurut saya, susah untuk dibantah oleh siapapun.”
Keputusan MTA merupakan perubahan arah kebijakan MTA. Mereka menghindari “pesan politik” setelah mereka kalah dalam gugatan atas upaya mereka tahun lalu untuk mencopot iklan yang di sponsori oleh kampanye anti-Islam Pamela Geller pada bis-bis MTA.
Namun, menurut Gene Rusianoff dari tim riset Public Interest New York City, Straphangers Campaign mengatakan bahwa keputusan otoritas transit yang terbaru adalah “gila”.
“Kebebasan berbicara di kereta bawah tanah New York City sangat penting,” ujarnya. “Bagi orang-orang yang tidak tinggal di New York, kereta bawah tanah bagaikan jalanan. Di sana mereka berkomunikasi dan mendengarkan musik yang dimainkan seniman di peron-peron kereta."
“Beware: The Muslims are Coming” kini diputar di layanan streaming, dan promosi di kereta bawah tanah sangat penting bagi dua komedian tersebut. Mereka merasa dikhianati oleh keputusan kontrak MTA.
“Apa yang dianggap ‘politis’ tentang umat Muslim yang menyukai fritatas, atau poster lainnya, contohnya, umat Muslim membenci banyak hal seperti hipsters yang menggunakkan topi musim dingin di musim panas?” tanya Obeidallah. “Tidak ada yang politis tentang mengekspresikan siapa kita dan menceritakan kisah kami. Itulah maksud dari semua ini.”
Farsad mengatakan bahwa Amandemen Pertama Konstitusi AS “benar-benar hebat karena Amendemen Pertama melindungi hak bercibara, bahkan hal-hal yang tidak kita sukai, dan itulah yang membuatnya hebat.”
Apa yang dilakukan tim komedi yang sadar budaya ini bisa membuka jalan tidak hanya bagi mereka dan cara pandang komedi yang mereka usung, tapi juga bagi pihak lainnya yang mempunyai pendapat yang jauh berbeda.