Pakistan membantah laporan bahwa pihaknya memicu serangan udara lintas batas NATO yang menewaskan 24 tentara Pakistan, dalam insiden yang semakin membuat tegang hubungan Amerika-Pakistan.
Jurubicara militer Pakistan Mayjen Athar Abbas hari Senin menyatakan bahwa klaim pasukan Pakistan mengawali baku tembak pada hari Sabtu itu tidak benar, dan bahwa para pejabat NATO dan Afghanistan “membuat-buat alasan.” Ia menyatakan bahwa tidak ada kerugian atau korban di pihak pasukan koalisi.
Pejabat-pejabat Afghanistan yang tidak disebutkan nama mereka hari Minggu mengatakan bahwa pasukan Afghanistan dan NATO yang berpatroli di dekat perbatasan Pakistan dihujani tembakan dari pangkalan Pakistan. NATO kemudian meminta serangan udara koalisi yang menewaskan 24 tentara Pakistan di kawasan Mohmand, di dekat perbatasan dengan Afghanistan.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen telah menjanjikan penyelidikan penuh terhadap apa yang ia sebut kematian yang tragis dan tidak diinginkan itu. Jenderal Abbas hari Senin mengatakan tentara Pakistan menjadi korban agresi tidak beralasan dan bahwa militer Pakistan baru menanggapinya setelah ada tentara yang tewas. Ia mengatakan serangan berlangsung selama dua jam.
Jurubicara militer Pakistan menyatakan bahwa kawasan itu baru-baru ini telah dibersihkan dari kelompok militan dan bahwa Pakistan telah memberitahu NATO mengenai lokasi persis dua pos militer Pakistan, yakni “Volcano” dan “Golden”.
Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani mengatakan kepada CNN hari Senin bahwa aliansi Amerika-Pakistan dapat berlanjut dengan basis saling menghormati dan kepentingan bersama, tetapi saat ini kedua hal tersebut tampaknya tidak ada.
Ia menambahkan suatu komisi parlemen akan menyelidiki serangan NATO itu.