Pakistan membuka semua tempat penyeberangan perbatasannya dengan Afghanistan bagi orang-orang yang bepergian dan konvoi perdagangan hari Senin (20/3), sebulan setelah menutupnya dengan alasan teroris menggunakan wilayah Afghanistan untuk merencanakan serangan maut terhadap Pakistan.
Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif telah mengambil keputusan itu sebagai tanda iktikad baik dan berharap pemerintah Afghanistan akan mengambil langkah yang diperlukan untuk mengatasi penyebab penutupan perbatasan, menurut pengumuman resmi Pakistan.
“Walaupun memang orang-orang yang terlibat dalam kegiatan terror di Pakistan mempunyai hubungan dengan unsur-unsur anti-Pakistan di Afghanistan, penutupan perbatasan antara kedua negara, yang mempunyai hubungan agama, kebudayaan, dan sejarah selama berabad-abad, berlawanan dengan kepentingan ekonomi dan umum,” kata Sharif.
Seorang juru bicara presiden di Kabul menyambut baik keputusan Pakistan itu tetapi menyatakan lagi bahwa penutupan perbatasan bukan cara yang baik untuk mengatasi masalah-masalah politik antara kedua negara.
“Afghanistan tidak menutup perbatasan, tetapi menutup sarang-sarang teroris di wilayahnya. Kita sebaiknya tidak mengambil langkah yang merugikan warga dan pedagang kedua negara. Kita sebaiknya memisahkan perdagangan, transit, dan ekonomi dari politik,” kata Shah Husen Murtazawe kepada para wartawan di Kabul.
Pakistan dan Afghanistan mempunyai perbatasan bersama sepanjang 2.600 kilometer yang sebagian tidak dijaga dan bocor. Ada lima tempat penyeberangan perbatasan yang legal, termasuk konvoi perdagangan transit dan bilateral, angkutan barang impor dari pelabuhan Pakistan, Karachi, ke Afghanistan yang tidak terbuka ke laut itu. [gp]
