ISLAMABAD, PAKISTAN —
Pakistan menuduh India melakukan serangan lintas-batas di wilayah sengketa Kashmir, menewaskan sedikitnya seorang tentara Pakistan dan melukai satu lainnya. Tetapi para pejabat India mengatakan pasukan mereka melepaskan tembakan melintasi perbatasan setelah diserang dari Pakistan.
Wartawan VOA Ayaz Gul melaporkan dari Islamabad, insiden ini tampaknya tidak akan mempengaruhi secara serius proses perdamaian yang secara berangsur-angsur telah memperbaiki hubungan diplomatik.
Pejabat-pejabat tentara di Pakistan mengatakan tentara India menyebrangi wilayah perbatasan Kashmir yang dikenal sebagai “Line of Control” atau “Garis Pengawasan” Minggu pagi dan “menyerang” sebuah pos militer Pakistan di daerah Bagh. Mereka mengatakan pasukan India itu menarik diri setelah saling melepaskan tembakan.
Pejabat-pejabat militer India menolak klaim Pakistan itu sebagai “tidak berdasar”, dengan mengatakan pasukan mereka hanya membalas tembakan dari seberang perbatasan.
India dan Pakistan telah saling tuding satu sama lain atas beberapa aksi pelanggaran gencatan senjata di Kahsmir yang diumumkan tahun 2003.
Tetapi kedua negara pemilik senjata nuklir yang bertetangga itu telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa bulan ini menuju normalisasi hubungan perdagangan, kebudayaan, olahraga dan politik. Bulan lalu India dan Pakistan menandatangani sebuah terobosan kesepakatan untuk melonggarkan beberapa pembatasan visa guna memudahkan perjalanan lintas-batas.
Berbicara kepada VOA, Menteri Penerangan Pakistan Qamar Zaman Kaira mengatakan perbaikan hubungan dengan India telah mengurangi ancaman terhadap negara itu.
“Kita memiliki masa yang sangat sulit dengan India. Kita telah tiga kali berperang. Pasukan kami bertekad dan waspada terhadap ancaman India. Ancaman itu belum berakhir. Ancaman itu masih ada. Tetapi kini ancaman dari dalam negeri lebih besar. Ini ancaman yang jauh lebih besar sekarang. Pakistan merupakan korban terbesar dari terorisme dan ekstrimisme ini,” ujar Kaira.
Pakistan adalah sekutu Amerika dalam perang melawan teroris dan para pejabat Pakistan mengatakan negara mereka menderita kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Tetapi tuduhan-tuduhan bahwa militer Pakistan melindungi kelompok-kelompok ekstrimis yang menyerang pasukan pemerintah dan koalisi di Afghanistan, masih menjadi sumber ketegangan diplomatik utama antara Pakistan dan Amerika.
Berbicara pada para wartawan hari Sabtu, Wakil Duta Besar Amerika di Pakistan Richard Hoagland mengatakan Amerika menghormati peningkatan upaya-upaya anti-teror Pakistan.
Hoagland mengatakan, “Pakistan dan Amerika dapat mengenali bersama bahaya terorisme dan ekstrimisme, dapat menemukan cara-cara yang produktif dan tepat untuk bekerjasama, demi kepentingan semua pihak dan kami menghargai hal itu”.
Keengganan Pakistan untuk memberantas pangkalan para pemberontak Afghanistan telah memicu Amerika menyerang sejumlah tersangka militan dengan menggunakan pesawat-pesawat tidak berawak.
Wartawan VOA Ayaz Gul melaporkan dari Islamabad, insiden ini tampaknya tidak akan mempengaruhi secara serius proses perdamaian yang secara berangsur-angsur telah memperbaiki hubungan diplomatik.
Pejabat-pejabat tentara di Pakistan mengatakan tentara India menyebrangi wilayah perbatasan Kashmir yang dikenal sebagai “Line of Control” atau “Garis Pengawasan” Minggu pagi dan “menyerang” sebuah pos militer Pakistan di daerah Bagh. Mereka mengatakan pasukan India itu menarik diri setelah saling melepaskan tembakan.
Pejabat-pejabat militer India menolak klaim Pakistan itu sebagai “tidak berdasar”, dengan mengatakan pasukan mereka hanya membalas tembakan dari seberang perbatasan.
India dan Pakistan telah saling tuding satu sama lain atas beberapa aksi pelanggaran gencatan senjata di Kahsmir yang diumumkan tahun 2003.
Tetapi kedua negara pemilik senjata nuklir yang bertetangga itu telah mengambil langkah-langkah penting dalam beberapa bulan ini menuju normalisasi hubungan perdagangan, kebudayaan, olahraga dan politik. Bulan lalu India dan Pakistan menandatangani sebuah terobosan kesepakatan untuk melonggarkan beberapa pembatasan visa guna memudahkan perjalanan lintas-batas.
Berbicara kepada VOA, Menteri Penerangan Pakistan Qamar Zaman Kaira mengatakan perbaikan hubungan dengan India telah mengurangi ancaman terhadap negara itu.
“Kita memiliki masa yang sangat sulit dengan India. Kita telah tiga kali berperang. Pasukan kami bertekad dan waspada terhadap ancaman India. Ancaman itu belum berakhir. Ancaman itu masih ada. Tetapi kini ancaman dari dalam negeri lebih besar. Ini ancaman yang jauh lebih besar sekarang. Pakistan merupakan korban terbesar dari terorisme dan ekstrimisme ini,” ujar Kaira.
Pakistan adalah sekutu Amerika dalam perang melawan teroris dan para pejabat Pakistan mengatakan negara mereka menderita kerugian yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sepuluh tahun terakhir ini.
Tetapi tuduhan-tuduhan bahwa militer Pakistan melindungi kelompok-kelompok ekstrimis yang menyerang pasukan pemerintah dan koalisi di Afghanistan, masih menjadi sumber ketegangan diplomatik utama antara Pakistan dan Amerika.
Berbicara pada para wartawan hari Sabtu, Wakil Duta Besar Amerika di Pakistan Richard Hoagland mengatakan Amerika menghormati peningkatan upaya-upaya anti-teror Pakistan.
Hoagland mengatakan, “Pakistan dan Amerika dapat mengenali bersama bahaya terorisme dan ekstrimisme, dapat menemukan cara-cara yang produktif dan tepat untuk bekerjasama, demi kepentingan semua pihak dan kami menghargai hal itu”.
Keengganan Pakistan untuk memberantas pangkalan para pemberontak Afghanistan telah memicu Amerika menyerang sejumlah tersangka militan dengan menggunakan pesawat-pesawat tidak berawak.