Pakistan, Sabtu (13/1), mengecam pernyataan “tidak bertanggung jawab” dari seorang petinggi militer India yang memapar kelemahan nuklir Pakistan, jika terjadi perang nuklir antara kedua negara.
Reaksi itu muncul sehari setelah Jenderal India Bipin Rawat menepis pandangan bahwa senjata nuklir taktis Pakistan mampu menangkal kemampuan India melancarkan perang militer konvensional terhadap Pakistan.
“Kami menantang gertakan mereka. kami tidak akan berkata bahwa tidak dapat melintas perbatasan karena Pakistan memiliki senjata nuklir,” kata Jenderal Rawat kepada wartawan di New Delhi, Jumat (12/1)
“Pernyataan yang sangat tidak bertanggung jawab,” kata Menteri Luar Negeri Pakistan Khawaja Asif, Sabtu (12/1), dalam cuitan di Twitter, menanggapi pernyataan Jenderal Rawat.
“Itu sama saja dengan mengundang konflik nuklir. Kalau itu yang mereka inginkan, boleh saja mereka menguji niat Pakistan. Insya Allah, mereka tidak akan sangsi lagi,” kata Asif.
Tentara Pakistan juga mengecam pernyataan Jenderal Rawat dan menegaskan bahwa senjata nuklir Pakistan telah menghalangi serangan konvensional terhadap Pakistan yang dilancarkan pasukan besar India,
“Bila mereka mau menguji tekad kami, coba saja dan lihat sendiri hasilnya. Kami memiliki kemampuan nuklir yang terpercaya, yang dirancang khusus untuk menghadapi ancaman dari timur. Bagi kami, senjata nuklir adalah alat penangkal, bukan pilihan,” kata Asif Ghafoor, juru bicara militer Pakistan.
Pakistan mengatakan misil medan tempur jarak pendek, NASR, yang dapat dipasangi kepala peluru nuklir, akan mencegah India melancarkan serangan kilat terbatas dengan kekuatan konvensional.
Tahun lalu, Pakistan mengumumkan telah menyempurnakan kemampuan maneuver NASR dan meningkatkan jarak tempuh dari 60 menjadi 70 kilometer.
Pengembangan senjata nuklir taktis Pakistan menimbulkan kecemasan di Washington, yang berpendapat bahwa ukuran senjata nuklir yang lebih kecil, meningkatkan risiko konflik nuklir dengan India. [ds]