Pakistan sedang mengevaluasi kembali hubungan tegangnya dengan AS, sebuah langkah yang kemungkinan berakibat pada pemblokiran jalur suplai AS ke Afghanistan di mana pasukan Amerika sedang memerangi pemberontak untuk menstabilkan negara yang dikoyak perang itu dengan bantuan sekutu-sekutu NATO-nya.
Menteri Luar Negeri Khurram Dastgir Khan mengeluarkan pernyataan itu Kamis (31/5), sehari sebelum sebuah satuan tugas internasional menempatkan Pakistan dalam daftar pantau negara penyokong teroris atas permintaan pemerintahan Presiden AS Donald Trump, langkah yang kemungkinan akan menyulitkan perekonomian Pakistan.
Satuan Tugas Tindakan Finansial (FATF) yang berbasis di Paris, Februari lalu memutuskan untuk mencantumkan Pakistan dalam daftar negara-negara yang tidak mengambil tindakan memadai untuk menumpas pendanaan teroris.
Langkah menghukum yang dimotori AS ini merupakan bagian dari strategi Asia Selatan Trump yang diumumkan Agustus lalu untuk menekan Pakistan akan menghentikan hubungannya dengan Taliban dan kelompok-kelompok teroris lain yang melakukan serangan maut terhadap pasukan Amerika di Afghanistan.
Islamabad membantah mendukung kelompok teroris apapun dan mengecam taktik menekan AS yang menyalahkan Pakistan atas kegagalan masyarakat internasional untuk mengakhiri konflik di Afghanistan. [ab/uh]