Tautan-tautan Akses

Pakistan Pimpin Perundingan Perdamaian Afghanistan


Wakil menteri luar negeri Afghanistan, Hekmat Khalil Karzai, kanan, dan penasehat urusan luar negeri Pakistan Sartaj Aziz bersalaman sebelum perundingan empat negara untuk mengembangkan proses perdamaian bagi Afghanistan.
Wakil menteri luar negeri Afghanistan, Hekmat Khalil Karzai, kanan, dan penasehat urusan luar negeri Pakistan Sartaj Aziz bersalaman sebelum perundingan empat negara untuk mengembangkan proses perdamaian bagi Afghanistan.

Pakistan, Afghanistan, China dan AS menekankan perlu diadakannya segera perundingan langsung antara pemerintahan Afghanistan dan Taliban untuk mengakhiri pertumpahan darah di negara itu.

Perundingan empat negara hari Senin (11/) di ibukota Pakistan merupakan yang pertama dari serangkaian perundingan yang direncanakan bulan ini untuk menentukan kembali peta jalan dan menciptakan kondisi untuk memulai kembali proses perdamaian Afghanistan.

Penasihat kebijakan luar negeri Pakistan Sartaj Aziz mengatakan kepada para delegasi pada sesi pembukaan, dia yakin mereka bisa mengembangkan “kerangka prosedur yang efisien” dengan target-target yang realistis dan fleksibel.

"Tujuan utama proses rekonsiliasi itu adalah menciptakan kondisi untuk membawa kelompok Taliban ke meja perundingan dan memberi mereka insentif supaya mereka menjauhi cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan politik," kata Aziz.

Aziz memperingatkan bahwa melampirkan pra-syarat pada awal proses merupakan hal yang kontraproduktif. “Ancaman penggunaan aksi militer terhadap isu-isu yang tidak bisa di-rekonsiliasi tidak bisa mendahului tawaran perundingan kepada semua pihak,” ujarnya.

Dia sepertinya merespon tuduhan Afghanistan bahwa Pakistan telah bertekad akan menggunakan kekerasan melawan pasukan Taliban yang tidak bersedia melakukan perundingan.

Afghanistan menuduh bahwa kepemimpinan Taliban memerintahkan pemberontakan dari Pakistan dengan dukungan badan mata-mata Pakistan. Namun Pakistan membantah tuduhan itu.

Perundingan hari Senin itu dilakukan ketika Taliban mengintensifkan serangan-serangan anti pemerintah di Afghanistan dan merebut lebih banyak wilayah dibandingkan sebelumnya sejak kelompok Islamis itu digulingkan dari kekuasaan 14 tahun lalu.

Para pengkritik juga mencatat bahwa pemerintahan Afghanistan belum mengisyaratkan insentif politik dan ekonomi apa yang kemungkinan ditawarkan kepada Taliban untuk menghentikan kekerasan dan terlibat dalam proses perdamaian yang produktif. [vm/jm]

XS
SM
MD
LG