Pakistan menerbangkan sekitar 15 diplomat asing, Selasa (22/10) ke wilayah sengketa Kashmir yang dikuasainya dan membawa mereka mengunjungi lokasi-lokasi terjadinya bentrokan mematikan pada pekan ini dengan India.
Bentrokan itu berkecamuk pada hari Minggu setelah pasukan India melancarkan serangan artileri yang melintasi perbatasan, dengan menyatakan tindakan itu ditujukan untuk mencegah penyusupan ke wilayah Kashmir yang dikuasai India dari tempat yang diduga kamp-kamp teroris di wilayah Pakistan.
Panglima militer India Jenderal Bipil Rawat mengatakan kepada wartawan setelah serangan itu bahwa pasukannya telah menghancurkan sedikitnya tiga “kamp teroris” di dekat apa yang disebut Garis Kontrol (LoC), yang memisahkan wilayah Kashmir yang dikuasai India dan Pakistan. Rawat menekankan bahwa “enam hingga 10” tentara Pakistan dan banyak teroris yang juga tewas.
Islamabad segera membantah tuduhan itu yang disebutnya tak berdasar, seraya menyatakan pengeboman oleh India menarget warga sipil, menewaskan lima warga desa dan seorang tentara Pakistan serta merusak properti milik warga sipil.
New Delhi juga mengukuhkan tembakan artileri balasan oleh pasukan Pakistan telah menewaskan dua tentara India dan seorang warga sipil.
Para pejabat Pakistan mengatakan kunjungan hari Selasa ke Kashmir itu dimaksudkan untuk mengajak para diplomat asing di Islamabad “melihat sendiri bahwa India telah membuat klaim palsu” mengenai keberadaan kamp-kamp teroris di kawasan.
Diplomat China, Jerman, Afrika Selatan dan Iran termasuk di antara kelompok yang mengunjungi kawasan Kashmir di Pakistan itu.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengemukakan dalam sebuah pernyataan bahwa diplomat India diundang untuk bergabung dalam kunjungan itu untuk memverifikasi apakah kawasan konflik itu menjadi lokasi-lokasi teroris seperti yang dituduhkan. [uh/lt]