Palang Merah, Rabu (21/12) mengatakan pihaknya telah melakukan kunjungan langka terhadap ribuan tahanan dari kedua belah pihak dalam perang saudara yang sudah berlangsung selama delapan tahun di Yaman. Langkah ini bisa membuka jalan bagi pertukaran tahanan antara pihak-pihak yang berseteru.
Fabrizio Carboni, direktur Komite Internasional Palang Merah untuk Timur Tengah, kepada The Associated Press mengatakan anggota organisasi itu telah melihat lebih dari 3.400 orang dalam kunjungan 10 hari ke sebuah fasilitas di Arab Saudi pada bulan Desember dan perjalanan terpisah ke ibu kota Yaman, Sanaa, pada bulan Oktober. Carboni berbicara melalui Zoom dari tempat tinggalnya di Jenewa.
Ia mengatakan anggota Palang Merah telah diizinkan mengakses beberapa "tempat paling rahasia dan sensitif" di setiap negara, dan akan bisa memberi tahu banyak kerabat tahanan tentang keberadaan mereka.
"Artinya pihak berwenang menerima kehadiran kami dan apa yang menyertai kehadiran kami, yaitu kemampuan untuk kembali berkunjung, fakta bahwa kami akan memberi tahu keluarga-keluarga," kata Carboni.
Konflik di Yaman dimulai pada 2014 setelah pemberontak Houthi turun dari pegunungan dan menguasai ibu kota, Sanaa, dan sebagian besar wilayah utara negara itu, memaksa pemerintah Yaman ke pengasingan. Koalisi yang dipimpin Arab Saudi kemudian memasuki perang itu pada Maret 2015, didukung oleh AS dan Uni Emirat Arab.
Konflik tersebut telah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia, menewaskan lebih dari 150.000 orang, menurut Proyek Data Lokasi dan Peristiwa Konflik Bersenjata. Belum ada pihak yang merilis jumlah tahanan terkait konflik, tetapi puluhan ribu diperkirakan telah ditahan selama perang, banyak di antaranya dalam kondisi yang sulit. [my/lt]
Forum