Mauritania mengalami dampak negatif kekeringan, panen yang buruk, dan naiknya harga pangan, sehingga puluhan ribu orang tidak mampu membeli pangan yang langka di pasar.
Palang Merah Internasional memperkirakan jumlah orang yang mungkin menghadapi kekurangan pangan bisa mencapai 1, 2 juta dalam bulan Januari.
Juru Bicara Palang Merah Jessica Sallabank memberitahu VOA perlu segera diambil langkah-langkah untuk mencegah krisis kelaparan seperti yang terjadi di Tanduk Afrika.
Ia mengatakan Palang Merah perlu mencari dana lebih dari 2 juta dolar untuk segera mendapatkan pangan sebanyak mungkin sebelum krisis itu mengancam Mauritania.
“Uang yang diperoleh digunakan untuk membantu lebih dari 10.000 rumah tangga. Prioritas pembelanjaan dana ini adalah untuk pakan ternak, menyediakan benih dan peralatan untuk para petani, orang yang tinggal di pedesaan, untuk menyediakan bantuan pangan bagi orang yang tidak punya cukup uang, dan juga membantu mempertahankan dan mendukung pusat-pusat gizi yang ada di negara ini,” ujarnya.
Palang Merah mengatakan prihatin khususnya dengan tingkat kekurangan gizi anak-anak di bawah usia dua tahun. Lembaga itu mencatat tingkat kekurangan gizi di kawasan Brakna dan Gorgol di Mauritania Selatan adalah yang terparah.
Sallabank mengatakan prioritas Palang Merah Bulan Sabit Mauritania adalah menyediakan gizi tambahan, seperti beras dan sereal bagi anak-anak yang menderita kekuarangan gizi parah.
Ia mengatakan dalam upaya mencegah krisis pangan, Palang Merah berencana melaksanakan kegiatan untuk membantu orang tidak terlalu tergantung pada curah hujan untuk ketahanan pangan mereka.
“Program-program ini, contohnya, termasuk melakukan investasi dalam sistem pengairan yang berbeda bagi tanaman pangan. Jadi, contohnya, melatih atau memperkenalkan sistem pemupukan dengan air yang menetes pada tanaman kepada masyarakat pedesaan, yang memungkinkan tanaman pangan diari secara lebih konsisten untuk jangka panjang, bahkan dalam musim kemarau. Cara lainnya yang bisa kami lakukan untuk membantu warga bertahan dalam musim kemarau adalah dengan membuat sumur. Staf dan sukarelawan Palang Merah Bulan Sabit Mauritania membantu masyarakat menggali sumur di desa-desa, sehingga keluarga mereka bisa punya air dalam musim kemarau parah,” katanya.
Para pejabat Palang Merah mengatakan tragedi baru bisa dicegah di Mauritania apabila masyarakat internasional segera menanggapi kebutuhan itu, dan tindakan diambil saat ini.