Palang Merah Internasional sebelumnya mengatakan konflik demikian sebelumnya sudah terjadi antara pasukan pemerintah dan kelompok-kelompok oposisi di daerah-daerah pertempuran di Homs, Hama dan Idlib. Jurubicara Palang Merah, Hicham Hassan, hari Minggu mengatakan bahwa pertempuran tersebut kini telah meluas ke daerah-daerah lain Suriah.
Hassan kepada VOA bulan lalu mengatakan penentuan daerah perang saudara didasarkan pada intensitas konflik dan pengaturan kelompok-kelompok bersenjata dan Palang Merah bertujuan memberi kemungkinan korban perlindungan yang sebaik mungkin.
Menurut Hassan, Minggu (15/7) undang-undang kemanusiaan internasional berlaku di setiap daerah dimana terjadi pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi. Undang-undang itu menyebut dengan jelas perlindungan bagi kaum sipil, dengan mengatakan kaum sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan. Pelanggaran dapat mengakibatkan tuntutan kejahatan perang.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bulan lalu negaranya sudah dalam keadaan perang.
Pertempuran di Suriah terus berlangsung, termasuk apa yang disebut aktivis dan penduduk hari Minggu sebagai pertempuran paling berat melanda ibukota Damaskus, sejak pergolakan 16 bulan menentang kekuasaan Assad mulai.
Sementara itu, kantor masalah kemanusiaan PBB menghimbau para donor membantu misinya menyediakan pangan bagi 850 ribu orang di Suriah.
Badan tersebut mengatakan mereka hanya mempunyai 20 persen dari 189 juta dolar yang dibutuhkannya dan berharap konferensi di Jenewa, Senin (16/7) akan mendatangkan lebih banyak donor.
Utusan PBB Kofi Annan pergi ke Moskow, Senin (16/7) untuk melakukan pembicaraan dua hari dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Dewan Keamanan PBB sedang mempertimbangkan sanksi baru yang ketat terhadap Suriah, sementara batas-waktu semakin dekat bagi perpanjangan misi peninjaunya di negara itu. Namun, Rusia telah mengancam akan memveto lagi setiap sanksi, dengan mengatakan pihaknya hanya menghendaki perpanjangan mandat peninjau tiga bulan lagi.
Suriah membantah bahwa pasukan pemerintah menggunakan senjata berat dan pesawat terhadap Tremseh Kamis lalu, menurut hasil temuan pemantau PBB yang mengunjungi daerah itu hari Sabtu dan Minggu.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan operasi militer di desa itu ditujukan terhadap pasukan bersenjata. Sedikitnya 39 orang bersenjata tewas dalam operasi tersebut.
Para aktivis Suriah mengatakan lebih dari 200 orang tewas dalam pembantaian oleh pasukan pemerintah.
Jurubicara pemantau PBB di Suriah, Sausan Ghosheh, mengatakan serangan pemerintah di Tremseh tampaknya ditujukan terhadap rumah-rumah aktivis dan tentara yang membelot. Dia mengatakan berbagai macam senjata digunakan termasuk artileri, mortir, dan senjata ringan.
Hassan kepada VOA bulan lalu mengatakan penentuan daerah perang saudara didasarkan pada intensitas konflik dan pengaturan kelompok-kelompok bersenjata dan Palang Merah bertujuan memberi kemungkinan korban perlindungan yang sebaik mungkin.
Menurut Hassan, Minggu (15/7) undang-undang kemanusiaan internasional berlaku di setiap daerah dimana terjadi pertempuran antara pasukan pemerintah dan oposisi. Undang-undang itu menyebut dengan jelas perlindungan bagi kaum sipil, dengan mengatakan kaum sipil tidak boleh menjadi sasaran serangan. Pelanggaran dapat mengakibatkan tuntutan kejahatan perang.
Presiden Suriah Bashar al-Assad mengatakan bulan lalu negaranya sudah dalam keadaan perang.
Pertempuran di Suriah terus berlangsung, termasuk apa yang disebut aktivis dan penduduk hari Minggu sebagai pertempuran paling berat melanda ibukota Damaskus, sejak pergolakan 16 bulan menentang kekuasaan Assad mulai.
Sementara itu, kantor masalah kemanusiaan PBB menghimbau para donor membantu misinya menyediakan pangan bagi 850 ribu orang di Suriah.
Badan tersebut mengatakan mereka hanya mempunyai 20 persen dari 189 juta dolar yang dibutuhkannya dan berharap konferensi di Jenewa, Senin (16/7) akan mendatangkan lebih banyak donor.
Utusan PBB Kofi Annan pergi ke Moskow, Senin (16/7) untuk melakukan pembicaraan dua hari dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Luar Negeri Sergei Lavrov.
Dewan Keamanan PBB sedang mempertimbangkan sanksi baru yang ketat terhadap Suriah, sementara batas-waktu semakin dekat bagi perpanjangan misi peninjaunya di negara itu. Namun, Rusia telah mengancam akan memveto lagi setiap sanksi, dengan mengatakan pihaknya hanya menghendaki perpanjangan mandat peninjau tiga bulan lagi.
Suriah membantah bahwa pasukan pemerintah menggunakan senjata berat dan pesawat terhadap Tremseh Kamis lalu, menurut hasil temuan pemantau PBB yang mengunjungi daerah itu hari Sabtu dan Minggu.
Jurubicara Kementerian Luar Negeri Suriah mengatakan operasi militer di desa itu ditujukan terhadap pasukan bersenjata. Sedikitnya 39 orang bersenjata tewas dalam operasi tersebut.
Para aktivis Suriah mengatakan lebih dari 200 orang tewas dalam pembantaian oleh pasukan pemerintah.
Jurubicara pemantau PBB di Suriah, Sausan Ghosheh, mengatakan serangan pemerintah di Tremseh tampaknya ditujukan terhadap rumah-rumah aktivis dan tentara yang membelot. Dia mengatakan berbagai macam senjata digunakan termasuk artileri, mortir, dan senjata ringan.