Tautan-tautan Akses

Palu Berangsur Pulih, Tapi Sekolah Belum Dimulai


Kondisi Bangunan SDN Negeri 2 Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa bumi 28 September 2018. (Foto: VOA/Yoanes Litha)
Kondisi Bangunan SDN Negeri 2 Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Sulawesi Tengah yang rusak akibat gempa bumi 28 September 2018. (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Sebelas hari pasca gempa dan tsunami, aktivitas Pemerintahan di Palu Sulawesi Tengah telah mulai pulih, Senin 8 Oktober 2018, yang ditandai dengan telah kembali bekerjanya para Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor-kantor pemerintahan, fasilitas kesehatan dan sekolah-sekolah.

Tidak banyak hal yang dapat dilakukan para guru di Sekolah Dasar Negeri 3 Birobuli, Kecamatan Palu Selatan, Sulawesi Tengah, pada hari pertama mereka masuk kerja pada Senin pagi, 8 Oktober 2018. Selain merapikan ruangan guru yang berantakan, mereka juga saling berbagi cerita mengenai pengalaman pada saat gempa bumi pada 28 September 2018 yang silam.

Belum ada kegiatan belajar mengajar di hari pertama itu, karena di hari itu belum ada satupun murid yang masuk sekolah. Kondisi bangunan Sekolah Dasar Negeri yang berada di Jalan Banteng itu terlihat bagus tanpa kerusakan berarti, sebuah kondisi yang hampir merata pada bangunan-bangunan rumah milik warga di sekitar sekolah itu yang tetap berdiri, dalam kondisi baik dan masih ditempati pemiliknya pasca gempa.

Ramadhan, Kepala Sekolah SDN Negeri 3 Palu mengatakan pihaknya tidak memaksa atau mewajibkan anak-anak untuk segera masuk sekolah karena memahami anak-anak murid di sekolah itu masih mengalami trauma akibat gempa dan tsunami.

“Kita tidak bisa langsung fokuskan pada belajar, kitakan masih dalam taraf pemulihan anak-anak. Kemudian penyampaian kemarin itu, anak-anak tidak bisa juga kita paksakan untuk harus masuk sekolah. Kalaupun itu ada, mungkin anak-anak yang punya keinginan untuk datang ke sekolah sendiri. Artinya dia sudah pulih dari dia punya, sedikit pulih sudah dari traumanya”

Dengan kondisi demikian, Ramadhanbelum dapat memastikan kapan kegiatan belajar mengajar di sekolah yang memiliki 586 siswa siswi itu dapat di mulai. Sementara itu akibat peristiwa gempa, menyebabkan salah satu dari 30 orang guru di sekolah itu meninggal dunia akibatperistiwalikuifaksi di Petobo.

Pemantauan VOA di sejumlah sekolah lainnya di kota Palu, sudah ada siswa-siswi yang hadir di sekolah, namun di hari itu kegiatan pembelajaran belum di mulai.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mencatat di wilayah Palu, Sigi dan Donggala terdapat 2.736 sekolah terkena dampakgempa dan tsunami. Pemerintah berencana untuk mengadakan kelas-kelas darurat agar kegiatan belajar dapat segera berlangsung.

Guru-guru SDN Negeri 3 Palu, Sulawesi Tengah yang telah kembali beraktivitas pasca gempa pada Senin, 8 Oktober 2018. (Foto: VOA/Yoanes Litha)
Guru-guru SDN Negeri 3 Palu, Sulawesi Tengah yang telah kembali beraktivitas pasca gempa pada Senin, 8 Oktober 2018. (Foto: VOA/Yoanes Litha)

Kepala Biro Humas dan Protokol Provinsi Sulawesi Tengah Haris Kariming kepada VOA saat ditemui di Bandara Mutiara Palu mengatakan anak-anak sekolah umumnya masih mengalami trauma sehingga belum berani kembali ke sekolah.

“Yah masih ada traumak, anak-anak masih banyak yang trauma. Contoh saja kepada anak saya sendiri yang kelas 2 SD, jadi disuruh pergi ke sekolah dia bilang ‘kalau saya pergi sekolah tiba-tiba gempa, bagaimana saya disekolah nanti?’ Nah i trauma itu, jadi mungkin stake holderyang menangani ini segera membentuk tempat-tempat bisa mengobati trauma anak-anak ini”

Haris menjelaskan seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) sudah diperintahkan untuk kembali masuk kerja pada Senin 8 Oktober 2018 untuk melayani masyarakat sesuai tugas pokok dan fungsi masing-masing. Ia mengatakan hari itu tingkat kehadiran ASN sudah mencapai 60 persen. Untuk bangunan kantor yang rusak akibat gempa, kegiatan pelayanan masyarakat dialihkan ke tempat lain yang dinilai aman dan layak digunakan. [yl/lt]

Recommended

XS
SM
MD
LG