Para perempuan berduyun-duyun mengunjungi Le Mall di Jeddah pekan lalu untuk melihat pameran mobil pertama yang ditujukan untuk perempuan. Pameran ini digelar hanya beberapa bulan setelah pemerintah Arab Saudi memperbolehkan kaum perempuan di negara itu untuk mengendarai mobil.
Balon-balon berwarna merah mudah, oranye, dan kuning, tergantung di ruang pameran pusat perbelanjaan tersebut, sementara para pengunjung berswafoto di depan deretan mobil. Seorang perempuan yang duduk di kursi pengemudi, sedang memperbaiki hijabnya. Sedangkan seorang lagi, tangannya yang bercat kuku hijau muda menggenggam erat setir mobil, untuk mencoba mobil baru itu.
September 2017, Raja Salman mengeluarkan surat perintah yang berisi larangan mengemudi bagi perempuan harus dicabut pada Juni. Larangan mengemudi bagi perempuan telah membatasi ruang gerak perempuan dan dipandang oleh aktivis hak-hak asasi manusia sebagai lambang penindasan kaum perempuan.
Arab Saudi adalah satu-satunya negara yang melarang kaum perempuan untuk mengendarai mobil. Keputusan kerajaan bersejarah ini dipuji sebagai bukti tren kemajuan baru di kerajaan yang warganya Muslim konservatif.
“Saya selalu tertarik dengan mobil-mobil, tapi kami tidak bisa menyetir mobil,” kata Ghada al-Ali, seorang pelanggan. “Dan sekarang saya tertarik ingin membeli sebuah mobil, tapi saya ingin pembayaran dan harganya tidak terlalu mahal.”
Biaya hidup di Arab Saudi meningkat setelah pemerintah menaikkan harga gas dan menerapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di Januari.
Pameran itu menonjolkan mobil-mobil hemat bensin dan menyediakan tim pramuniaga perempuan untuk melayani pelanggan. Tempat pameran dipasang poster bertuliskan “Berkendara dan Berbelanja.”
“Perempuan adalah pelanggan terbesar yang berbelanja di pusat perbelanjaan,” kata Sharifa Mohammad, kepala pramuniaga dalam pamerian itu. “Lagi pula, seluruh pusat perbelanjaan ini juga dijalankan oleh perempuan. Semua kasirnya perempuan. Semua pengunjung di restoran adalah perempuan.” [fw]