Tautan-tautan Akses

Pandangan Para Capres Partai Demokrat terkait Kebijakan AS di Asia


Para Capres Demokrat, dari kiri: Andrew Yang, Pete Buttigieg, Bernie Sanders, Joe Biden, Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, dan Tom Steyer dalam acara debat di Saint Anselm College, Manchester, New Hampshire (7/2).
Para Capres Demokrat, dari kiri: Andrew Yang, Pete Buttigieg, Bernie Sanders, Joe Biden, Elizabeth Warren, Amy Klobuchar, dan Tom Steyer dalam acara debat di Saint Anselm College, Manchester, New Hampshire (7/2).

Pemilihan presiden Amerika akan diadakan bulan November dan kini para calon kandidat presiden dari partai Demokrat sedang sibuk memperkuat diri untuk menghadapi Presiden Donald Trump yang akan berusaha mendapatkan masa jabatan kedua. Bagaimana pendapat para pakar dari Center for Strategic International Studies atau CSIS di Washington tentang kebijakan luar negeri Amerika yang akan dijalankan oleh calon-calon partai Demokrat itu?

Jude Blanchette, ketua studi tentang China mengatakan, masalah penahanan lebih dari satu juta warga Muslim di propinsi Xinjiang dan demonstrasi di Hongkong akan menjadi topik hangat dalam kampanye pilpres itu. Tapi katanya dalam diskusi berjudul Asia Forecast 2020 yang diadakan CSIS di Washington.

“Selain mengritik pelanggaran HAM serta masalah ekonomi dan keamanan, kapan calon-calon presiden Demokrat itu akan mulai melihat pandangan yang positif tentang bagaimana sebaiknya hubungan dengan China itu?," ujar Blanchette.

Tapi Blanchette juga paham masih terlalu dini dan belum jelas keuntungan politiknya untuk membahas soal ini. Ketika ditanya apakah para politisi Amerika sudah mencapai titik maksimum dalam mengecam kebijakan China,

Blanchette menjawab, “Jawaban atas pertanyaan itu tergantung apa yang akan dilakukan China dan bagaimana reaksi Amerika. Saya berpendapat, tahun ini China akan bertindak lebih keras karena kini telah dicapai perjanjian dagang Tahap Pertama antara kedua negara, dan Beijing agaknya tidak berminat akan perjanjian Tahap Kedua, dan akan berusaha menundanya selama mungkin.”

Jude Blanchette mengatakan, masalah Xinjiang dan Hongkong tampaknya belum akan bisa diselesaikan dalam waktu dekat.

“Belum lama ini ada pemilihan presiden di Taiwan yang dimenangkan dengan perolehan suara besar oleh Tsai Ing-wen, dan hasilnya adalah rasa ketidak senangan yang mendalam karena Presiden China Xi Jin-ping terus berbicara tentang rencana penyatuan kembali pulau Taiwan dengan China daratan.”

Sistem pemerintahan dan proses kebijakan politik di China tampaknya sedang menuju ke arah yang berbahaya di bawah Xi Jinping, kata Jude Blanchette.

Sementara itu, Amy Searight, penasihat senior dan direktur Program Asia Tenggara pada CSIS mengatakan calon-calon presiden partai Demokrat akan terus mengritik masalah HAM, ekonomi dan keamanan yang dijalankan China.

Tapi tambahnya, “Tampaknya ada persamaan antara kedua partai, Demokrat dan Republik, tentang tantangan-tantangan dari China dalam berbagai masalah itu. Masalah Xinjiang dan Hongkong akan terus digunakan oleh pihak Demokrat untuk menuding China.”

Searight juga melihat bahwa calon-calon partai Demokrat yang akan bersaing dengan Trump itu khawatir kalau mereka tampak bersikap lunak terhadap China.

“Mereka akan berusaha supaya tampak kuat dan tegas dalam banyak hal, supaya Trump tidak bisa menuduh mereka lemah atau lembek.” [ii/em]

XS
SM
MD
LG