Laporan baru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa kemajuan global melawan pekerja anak mandek untuk pertama kali sejak dua dekade terakhir. Krisis COVID-19 kemungkinan akan mendorong jutaan lagi anak menjadi pekerja anak kecuali tindakan penanggulangan segera dilakukan.
Menurut laporan ILO-UNICEF itu, yang dirilis pada Kamis (10/6), sekitar 160 juta anak – 63 juta perempuan dan 97 juta laki-laki – menjadi pekerja anak secara global pada awal 2020, atau hampir 1 dari 10 anak di dunia. Jumlah itu naik sebanyak 8 juta sejak 2016.
Tambahan 8,9 juta anak akan menjadi pekerja anak pada akhir 2020 sebagai akibat meningkatnya kemiskinan yang didorong pandemi. Lebih dari 70 persen anak yang menjadi pekerja atau total 112 juta bekerja dalam bidang pertanian dan menunjukkan peningkatan 4 juta sejak 2016. Anak-anak yang bekerja di lahan pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan atau akuakultur, seringkali bekerja dengan jam kerja yang panjang dan melakukan tugas-tugas berbahaya.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (Food and Agriculture Organization/FAO) bertekad menghapus pekerja anak dalam bidang pertanian. Di Kamboja, FAO mendukung komunitas perikanan untuk lebih memahami manfaat pengurangan pekerja anak dan meningkatkan akses anak-anak ke pendidikan yang terjangkau dan berkualitas. [ka/my]