Komite Khusus Senat Brasil pada Rabu (20/10) merekomendasikan agar Presiden Jair Bolsonaro dikenai tuduhan kejahatan sehubungan buruknya penanganan pandemi COVID-19 yang sudah menewaskan lebih dari 600.000 orang di negara tersebut.
Jumlah korban meninggal akibat COVID-19 di Brazil merupakan yang kedua tertinggi di dunia setelah Amerika Serikat.
Senator Renan Calheiros sedang mempersiapkan sebuah laporan setebal hampir 1.200 halaman, yang menuduh Bolsonaro memaksakan penggunaan obat-obat yang tidak terbukti kemanjurannya, seperti hidroxiklorokuin, dan menunda pembelian vaksin.
Laporan itu juga menyerukan agar Bolsonaro dikenai tuntutan dengan berbagai butir tuduhan, termasuk kejahatan terhadap kemanusiaan, penipuan, dan menghasut kejahatan.
Komite membatalkan rekomendasi dalam rancangan laporan sebelumnya yang berisi tuduhan bahwa sang presiden telah melakukan genosida dan pembunuhan. Tuduhan tersebut dikeluarkan dari rancangan rekomendasi itu karena ada tentangan dari anggota komite dan munculnya keprihatinan yang menyatakan bahwa tuduhan yang berlebihan dapat melemahkan kredibilitas laporan itu.
Laporan itu masih bisa diubah sebelum komite melakukan pemungutan suara pada 26 Oktober mendatang. Namun keputusan untuk melakukan penuntutan merupakan wewenang dari penuntut umum Brasil, yang merupakan seorang pejabat yang ditunjuk oleh presiden.
Laporan itu menyimpulkan bahwa Bolsonaro yakin jika membiarkan penyakit itu merebak ke seluruh Brazil, maka negara tersebut akan menncapai "herd immunity" atau kekebalan kelompok.
Laporan itu juga menyarankan agar tuduhan dikenakan terhadap puluhan mantan pejabat pemerintah dan juga pejabat yang masih menjabat, serta para sekutu presiden. Termasuk didalamnya adalah ketiga putra Bolsonaro, yang salah satunya adalah seorang senator terkemuka di Brasil. [jm/em]