Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengatakan semua jenazah korban jatuhnya pesawat helikopter di Poso, Sulawesi Tengah, telah ditemukan Minggu sore (20/3) dan sudah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Sulawesi Tengah di Palu.
Dalam konferensi pers di halaman RS Bhayangkara Senin pagi, Gatot mengatakan “seluruh penumpang sebanyak 13 orang sudah ditemukan dan sudah dievakuasi” dan semua jenazah akan diidentifikasi kembali di RS Polri Kramat Jati di Jakarta.
Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola dan Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi serta sejumlah petinggi Mabes TNI dan BIN ikut mendampingi Panglima dalam konferensi pers itu.
Gatot tidak merinci kondisi jenazah dan hanya memastikan bahwa semua jenazah akan diidentifikasi kembali di Jakarta. Ia menambahkan bahwa semua jenazah anggota TNI yang gugur akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta.
Ditanya soal penyebab jatuhnya helikopter, Gatot mengatakan masih melakukan penyelidikan mendalam karena hingga kini kotak hitam rekaman data penerbangan belum ditemukan. “Kita belum bisa memastikan penyebab jatuhnya helikopter dan kotak hitam masih dalam pencarian," ujarnya.
Ketiga belas jenazah yang sedang diidentifikasi oleh tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sulawesi Tengah itu adalah:
1. Kolonel Inf Saiful Anwar (Danrem 132/Tadulako)
2. Kolonel Heri (BIN)
3. Kolonel Inf Ontang RP (BIN)
4. Letkol Cpm Tedy (Dandenpom)
5. Mayor Inf Faqih (Kapenrem)
6. Dr. Kapt Yanto
7. Prada Kiki (Ajudan Danrem)
8. Kapten Cpn Agung (Pilot)
9. Lettu Cpn Wiradi (Kopilot)
10. Letda Cpn Tito (Kopilot)
11. Serda Karmin (Mekanik)
12. Sertu Bagus (Mekanik)
13. Pratu Bangkit (Avionik)
Helikopter TNI Angkatan Darat jenis Bell 412 EP dengan nomor penerbangan HA 5171 jatuh di perkebunan warga di dusun Patiro, Bajo, kelurahan Kasiguncu, kabupaten Poso Pesisir, Sulawesi Tengah, sekitar 30 menit setelah mengudara.
Kepala Kepolisian Resor Poso AKBP Ronny Suseno mengatakan kepada VOA bahwa helikopter itu sedang terbang dari desa Watutau di kecamatan Lore Peore menuju ke lapangan Kasintuwu, Poso Kota Utara.
Hasan, warga kelurahan Kasiguncu yang berusia 60 tahun, mengatakan kepada VOA, ia melihat helikopter sempat berputar-putar dan terbang rendah sehingga akhirnya menukik ke kebun kelapa. Beberapa saat kemudian terdengar ledakan keras disertai asap hitam.
‘’Kronologisnya itu kita lihat helikopter tidak terlalu kedengaran, ah dia memutar. Pas memutar di atas rumah ada yang lihat dan bilang, kenapa itu heli sudah dekat sekali dengan pohon kelapa. Saya bilang tidak tahu, barangkali mau mendarat. Lalu heli menukik, terdengar ledakan, habis itu sudah hilang," ujarnya.
Helikopter yang jatuh itu merupakan satu dari dua helikopter TNI Angkatan Darat yang dilibatkan untuk mendukung mobilitas logistik dan pasukan dalam Operasi Tinombala 2016 yang bertujuan untuk menangkap kelompok teroris Santoso.
Panglima TNI Jendral TNI Gatot Nurmantyo mengatakan telah memerintahkan Kapolda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Rudy Sufahriadi untuk terus mengejar kelompok teroris Santoso. [em]