Saat sedang piknik di taman, kita seringkali memukul atau menghalau lebah tanpa menyadari bahwa kita sedang membuat kesal serangga yang tidak begitu tertarik dengan manusia itu.
Menurut laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), lebah melakukan penyerbukan pada lebih dari 70 persen dari 100 spesies tumbuhan yang menyediakan sebagian besar makanan penduduk dunia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa lebah madu kemungkinan sedang berada dalam bahaya karena berbagai masalah, mulai dari pestisida sampai ke kurangnya keragaman tanaman regional.
Jadi, berlaku baiklah pada lebah, saran Jeff Miller dari laman DCHoneybees.com yang menjual peralatan berternak lebah. Menurut Miller, Anda barangkali tidak akan terlalu peduli pada makan malam Anda jika tidak ada lebah berdengung di sekitar tempat tinggal Anda.
“Jika kita tidak memiliki penyerbuk, makanan yang bisa kita makan saat ini barangkali hanya sayuran yang mengalami penyerbukan oleh angin, seperti rumput, gandum, anggur, dan semacamnya,” jelasnya.
DCHoneybees.com bermitra dengan Sekolah Dasar Walker Jones untuk memulai kebun komunitas yang dirawat oleh murid dan sukarelawan lokal.
“Kita tidak dapat berbicara mengenai pertanian perkotaan tanpa berbicara mengenai pollinator atau penyerbuk. Sama halnya jika berbicara mengenai pertanian perkotaan tapi mengabaikan air dan sinar matahari,” ujar Miller.
“Banyak sekali aspek kehidupan kita yang dipengaruhi oleh layanan penyerbukan yang diberikan oleh lebah madu,” tambah peneliti Heidi Wolff, yang sudah mengelilingi dirinya dengan lebah sejak masih remaja 13 tahun yang lalu. Saat ini ia belajar tentang serangga tersebut di George Washington University.
“Tanaman tidak dapat bertahan dan melengkapi siklus hidup mereka tanpa penyerbukan. Dan lebah menyediakan layanan tersebut,” terangnya.
Sementara banyak orang yang khawatir dengan sengatan lebah, baik Miller dan Wolff mengatakan bahwa hal itu merupakan kesalahpahaman yang besar.
“Lebah bukan makhluk yang agresif. Mereka cukup halus,” jelas Miller. “Kami telah mencoba membuktikannya dengan berada dekat mereka.”
Miller mengatakan bahwa setelah lebah menyengat manusia, sengat mereka patah dan mereka pun mati.
“Situasinya seperti kamikaze (penerbang berani mati). Pada kenyataannya, kami belum pernah mengalami insiden sengatan lebah di kebun,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa lebah sebetulnya tidak begitu peduli terhadap manusia.
“Lebah hanya fokus untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Mereka tidak begitu peduli diganggu oleh manusia. Mereka tidak tertarik pada Anda. Mereka hanya ada untuk mengumpulkan nektar dan serbuk sari dan membawanya kembali pada koloni mereka,” jelasnya.
Jika hendak beternak lebah, Miller mengatakan perlu paling tidak US$400 untuk membeli sarang lebah. Tapi masing-masing sarang akan menghasilkan sekitar 45 kilogram madu setiap tahunnya. Namun Wolff memperingatkan peternak lebah amatir supaya melakukan riset dulu sebelumnya.
“Anda tidak bisa begitu saja mendapatkan sekotak lebah, melemparkannya di sembarang tempat dan merasa bisa memahami mereka. Situasi seperti inilah yang mendatangkan masalah. Hal ini yang membuat tetangga Anda takut, dan yang membuat orang-orang tersengat.”
Wolff menambahkan bahwa lebah memerlukan pemberitaan sebaik mungkin, dan bahwa pemelihara lebah yang tidak bertanggungjawab akan menyebabkan bahaya daripada berbuat baik untuk proses penyerbukan.
Menurut laporan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB), lebah melakukan penyerbukan pada lebih dari 70 persen dari 100 spesies tumbuhan yang menyediakan sebagian besar makanan penduduk dunia. Laporan tersebut menyebutkan bahwa lebah madu kemungkinan sedang berada dalam bahaya karena berbagai masalah, mulai dari pestisida sampai ke kurangnya keragaman tanaman regional.
Jadi, berlaku baiklah pada lebah, saran Jeff Miller dari laman DCHoneybees.com yang menjual peralatan berternak lebah. Menurut Miller, Anda barangkali tidak akan terlalu peduli pada makan malam Anda jika tidak ada lebah berdengung di sekitar tempat tinggal Anda.
“Jika kita tidak memiliki penyerbuk, makanan yang bisa kita makan saat ini barangkali hanya sayuran yang mengalami penyerbukan oleh angin, seperti rumput, gandum, anggur, dan semacamnya,” jelasnya.
DCHoneybees.com bermitra dengan Sekolah Dasar Walker Jones untuk memulai kebun komunitas yang dirawat oleh murid dan sukarelawan lokal.
“Kita tidak dapat berbicara mengenai pertanian perkotaan tanpa berbicara mengenai pollinator atau penyerbuk. Sama halnya jika berbicara mengenai pertanian perkotaan tapi mengabaikan air dan sinar matahari,” ujar Miller.
“Banyak sekali aspek kehidupan kita yang dipengaruhi oleh layanan penyerbukan yang diberikan oleh lebah madu,” tambah peneliti Heidi Wolff, yang sudah mengelilingi dirinya dengan lebah sejak masih remaja 13 tahun yang lalu. Saat ini ia belajar tentang serangga tersebut di George Washington University.
“Tanaman tidak dapat bertahan dan melengkapi siklus hidup mereka tanpa penyerbukan. Dan lebah menyediakan layanan tersebut,” terangnya.
Sementara banyak orang yang khawatir dengan sengatan lebah, baik Miller dan Wolff mengatakan bahwa hal itu merupakan kesalahpahaman yang besar.
“Lebah bukan makhluk yang agresif. Mereka cukup halus,” jelas Miller. “Kami telah mencoba membuktikannya dengan berada dekat mereka.”
Miller mengatakan bahwa setelah lebah menyengat manusia, sengat mereka patah dan mereka pun mati.
“Situasinya seperti kamikaze (penerbang berani mati). Pada kenyataannya, kami belum pernah mengalami insiden sengatan lebah di kebun,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa lebah sebetulnya tidak begitu peduli terhadap manusia.
“Lebah hanya fokus untuk mengerjakan pekerjaan mereka. Mereka tidak begitu peduli diganggu oleh manusia. Mereka tidak tertarik pada Anda. Mereka hanya ada untuk mengumpulkan nektar dan serbuk sari dan membawanya kembali pada koloni mereka,” jelasnya.
Jika hendak beternak lebah, Miller mengatakan perlu paling tidak US$400 untuk membeli sarang lebah. Tapi masing-masing sarang akan menghasilkan sekitar 45 kilogram madu setiap tahunnya. Namun Wolff memperingatkan peternak lebah amatir supaya melakukan riset dulu sebelumnya.
“Anda tidak bisa begitu saja mendapatkan sekotak lebah, melemparkannya di sembarang tempat dan merasa bisa memahami mereka. Situasi seperti inilah yang mendatangkan masalah. Hal ini yang membuat tetangga Anda takut, dan yang membuat orang-orang tersengat.”
Wolff menambahkan bahwa lebah memerlukan pemberitaan sebaik mungkin, dan bahwa pemelihara lebah yang tidak bertanggungjawab akan menyebabkan bahaya daripada berbuat baik untuk proses penyerbukan.