Sementara Amerika bergumul dengan dampak kerusuhan oleh para pendukung Trump yang menewaskan lima orang, anggota Kongres kini mendiskusikan apakah akan kembali mendakwa Trump, dengan menuduhnya menghasut massa.
Trump berbicara pada rapat umum sebelum serangan itu terjadi, memberi tahu orang banyak bahwa pemilihan itu dicuri dari mereka dan menganjurkan agar mereka berunjuk rasa ke gedung Capitol. Pada hari Kamis, wakil juru bicara Gedung Putih mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Trump mengutuk kekerasan tersebut.
“Saya sangat yakin bahwa pemakzulan harus dijadwalkan karena beberapa alasan, beberapa alasan. Satu, tentu saja, prioritas utama kami adalah memastikan pencopotan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat. Setiap menit dan setiap jam saat dia menjabat merupakan bahaya yang nyata dan nyata, tidak hanya bagi Kongres Amerika Serikat, tetapi, sejujurnya, bagi negara,” kata Anggota Kongres Alexandria Ocasio-Cortez, Demokrat dari New York.
Trump akan meninggalkan Gedung Putih pada 20 Januari 2021, pada saat Presiden terpilih Joe Biden dilantik. Beberapa anggota kongres dari Partai Republik telah menulis kepada Biden, menentang pemakzulan, dan mengatakan bahwa mengupayakan tindakan itu hanya beberapa hari sebelum Trump meninggalkan jabatannya “tidak perlu karena itu menghasut.” Para anggota kongres sedang membahas opsi lain juga.
“Sejujurnya saya kira pemakzulan adalah langkah yang tidak cerdas karena saya pikir itu mengorbankan Donald Trump lagi. Dan, saya pikir kita berada pada saat di mana Donald Trump terlihat sangat, maksud saya, buruk. Anda tidak bisa mengatakannya dengan kata-kata, bukan? Dia menghasut banyak orang. Itu adalah serangan cabang eksekutif terhadap cabang legislatif, salah satu hari terburuk dalam sejarah Amerika,” kata Adam Kinzinger, anggota kongres dari Partai Republik yang mewakili negara bagian Illinois.
Ada juga pembicaraan untuk memberlakukan Amandemen ke-25, yang merinci proses di mana presiden atau wakil presiden yang menjabat akan diganti jika satu di antaranya tidak mampu menjabat. Alasannya termasuk kematian, pemecatan dari jabatan, pengunduran diri atau ketidakmampuan.
Pada bulan Desember 2019, anggota kongres memilih hampir sepenuhnya sesuai garis partai untuk mendakwa Trump karena penyalahgunaan jabatan dan menghalangi penyelidikan Kongres. Trump dituduh menyalahgunakan kekuasaannya dengan menekan Ukraina agar mengumumkan penyelidikan terhadap Biden.
Dia kemudian dibebaskan oleh Senat. Sejauh ini belum ada presiden Amerika yang pernah dimakzulkan dua kali. [lt/jm]