Para diplomat tinggi dari sejumlah negara-negara Barat bertemu pada Kamis (19/9) di Paris di tengah upaya untuk mencapai gencatan senjata di Gaza dan mencegah ketegangan di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon agar tidak berkembang menjadi konflik yang lebih besar.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken berpartisipasi dalam pembicaraan dengan mitra-mitranya dari Inggris, Prancis, Jerman, dan Italia setelah melakukan perjalanan ke Mesir untuk membahas cara mendorong negosiasi tentang Gaza.
“Kami tidak ingin melihat tindakan eskalasi oleh pihak mana pun” yang akan membahayakan tujuan gencatan senjata untuk konflik di Gaza, kata Blinken setelah pembicaraan.
Blinken juga memperingatkan terhadap “tindakan eskalasi oleh pihak mana pun” di Timur Tengah.
“Prancis dan Amerika Serikat bersatu dalam menyerukan pengendalian diri dan mendesak de-eskalasi terkait Timur Tengah secara umum, dan terkait Lebanon secara khusus,” katanya.
Setelah perundingan di Paris pada hari Kamis, Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyerukan gencatan senjata segera antara Israel dan Hizbullah.
“Malam ini, saya menyerukan gencatan senjata segera dari kedua pihak,” katanya kepada kantor berita Reuters. “Kami sangat, sangat jelas bahwa kami ingin melihat penyelesaian politik yang dinegosiasikan sehingga warga Israel dapat kembali ke rumah mereka di Israel utara dan, tentu saja, warga Lebanon dapat kembali ke rumah mereka.”
Blinken mencatat pada hari Rabu ( bahwa kemajuan telah dicapai pada kesepakatan gencatan senjata selama satu setengah bulan terakhir, tetapi sekarang baik Israel maupun Hamas harus menunjukkan “kemauan politik” untuk mencapai kesepakatan.
“Menurut saya, dalam perjanjian tersebut, ada 18 paragraf, 15 di antaranya disetujui. Tetapi masalah yang tersisa perlu diselesaikan,” kata Blinken dalam konferensi pers bersama di Kairo dengan Menteri Luar Negeri Mesir Badr Abdelatty.
Abdelatty mengatakan kepada wartawan melalui seorang penerjemah bahwa Hamas telah mengonfirmasi komitmen penuhnya terhadap perjanjian gencatan senjata yang dicapai pada 27 Mei dan amandemen yang dibuat pada 2 Juli.
Perundingan selama berbulan-bulan dengan pejabat AS, Mesir, dan Qatar yang menjadi mediator belum menghasilkan kesepakatan yang sesuai bagi Israel dan Hamas. Negosiasi tersebut difokuskan pada garis besar yang mencakup penghentian pertempuran dan pembebasan sandera yang masih ditahan oleh militan Hamas di Gaza.
AS belum memberikan jadwal untuk proposal yang direvisi, meskipun para pejabat telah mengindikasikan bahwa proposal tersebut akan segera disampaikan. [lt/jm]
Beberapa informasi dalam laporan ini berasal dari Reuters.
Forum