Kepala Perkumpulan Gubernur-gubernur Partai Republik Amerika, Bob McDonnell, mengatakan mundurnya Rick Santorum dari persaingan menjadi calon presiden adalah isyarat bahwa kaum konservatif harus bersatu dibelakang Mitt Romney.
Dalam wawancara dengan stasiun TV CBS, gubernur negara bagian Virginia itu mengatakan “kaum konservatif, independen dan moderat yang berpikiran jernih kini akan bersatu di belakang Romney".
Santorum hari Selasa mengumumkan keluar dari persaingan partai setelah putrinya pulang dari rumah sakit karena menderita penyakit langka. Santorum sebelumya menjadi pesaing terdekat Romney dan favorit kelompok konservatif sosial dan keagamaanyang merupakan pemilih inti Partai Republik.
Meski Romney telah memperoleh dukungan dari kaum elit partai dan sejumlah pejabat konservatif, ia masih harus merebut kaum konservatif yang tampak sangat enggan terhadapnya. Sejak proses pemilihan pendahulan mulai bulan Januari, Romney belum pernah menang di negara bagian yang punya populasi penganut Kristen tinggi.
Ralph Reed, ketua grup konservatif Koalisi Agama dan Kebebasan, mengatakan kepada harian Washington Post bahwa Romney harus membangun jembatan ke pemilih Kristen karena ia butuh mereka untuk datang ke TPS-TPS dalam jumlah besar.
Hal senada diungkapkan Tony Perkins, ketua Dewan Riset Keluarga yang mendukung Santorum. Ia menantang Romney untuk menunjukkan komitmen terhadap isu-isu yang penting bagi kaum konservatif.
Pengunduran diri Santorum menyisakan tiga kontestan. Dua kontestan lain – Newt Gingrich dan Ron Paul – tertinggal amat jauh dalam perolehan delegasi. Baik tim kampanye Romney dan sebagian besar pemilih Republik tidak melihat keduanya sebagai rintangan besar bagi Romney.
Dengan demikian, Romney kini bisa mengarahkan kritiknya terhadap Presiden Barack Obama. Dalam makan malam Partai Republik di dekat Philadelphia baru-baru ini, ia mengatakan Obama memecah Amerika dengan terus mencari pihak-pihak yang bisa disalahkan atau dikenai tambahan pajak.
“Dalam pemilu November nanti, kita menghadapi keputusan yang menentukan. Pilihannya bukan berdasarkan partai atau kepribadian. Pemilu ini adalah mengenai prinsip. Kebebasan dan kesempatan akan dipertaruhkan dalam kotak-kotak suara,” kata Romney.
Romney telah lama menggambarkan Obama sebagai presiden yang gagal, yang berbagai kebijakannya telah memperlambat pemulihan ekonomi, serta makin memperbesar peran pemerintah, defisit dan hutang.
Hari Selasa, Romney menyerang kepribadian dan kinerja Obama. Dalam sejumlah pidato di negara bagian Delaware, Romney menyebut Obama tidak kompeten dalam bidang ekonomi dan bahkan tidak menyukai pengusaha.
Obama, di lain pihak, mengatakan pemilu November akan menunjukkan secara tajam perbedaan antara Partai Republik dan Partai Demokrat. Berbicara di Florida, Obama mengatakan dua calon presiden dalam pemilu tahun ini akan sangat kontras seperti pemilu tahun 1964, di mana Partai Demokrat unggul besar-besaran.
“(Partai Republik) ingin kembali ke masa dimana Wall Street bisa bermain seenaknya, membuang semua peraturan yang telah dibuat untuk melindungi konsumen supaya kita tidak perlu mengeluarkan dana talangan lagi. Mereka ingin kembali ke masa dimana perusahaan asuransi bisa menaikkan biaya tanpa alasan,” kata Obama.
Manajer kampanye Obama, Jim Messina, mengatakan seperti dilaporkan kantor berita AP bahwa Romney berhasil menggilas para pesaingnya lewat mesin iklan-iklan negatif. Tetapi, katanya, semakin publik melihat warna asli Romney, semakin mereka tidak akan menyukainya.
Jajak pendapat terbaru oleh Washington Post dan ABC News menunjukkan Obama unggul atas Romney 51 persen berbanding 44 persen. Keunggulan Obama, berdasarkan survei itu, didorong tingginya dukungan pemilih perempuan 57 persen berbanding 38 persen.
Dalam wawancara dengan stasiun TV CBS, gubernur negara bagian Virginia itu mengatakan “kaum konservatif, independen dan moderat yang berpikiran jernih kini akan bersatu di belakang Romney".
Santorum hari Selasa mengumumkan keluar dari persaingan partai setelah putrinya pulang dari rumah sakit karena menderita penyakit langka. Santorum sebelumya menjadi pesaing terdekat Romney dan favorit kelompok konservatif sosial dan keagamaanyang merupakan pemilih inti Partai Republik.
Meski Romney telah memperoleh dukungan dari kaum elit partai dan sejumlah pejabat konservatif, ia masih harus merebut kaum konservatif yang tampak sangat enggan terhadapnya. Sejak proses pemilihan pendahulan mulai bulan Januari, Romney belum pernah menang di negara bagian yang punya populasi penganut Kristen tinggi.
Ralph Reed, ketua grup konservatif Koalisi Agama dan Kebebasan, mengatakan kepada harian Washington Post bahwa Romney harus membangun jembatan ke pemilih Kristen karena ia butuh mereka untuk datang ke TPS-TPS dalam jumlah besar.
Hal senada diungkapkan Tony Perkins, ketua Dewan Riset Keluarga yang mendukung Santorum. Ia menantang Romney untuk menunjukkan komitmen terhadap isu-isu yang penting bagi kaum konservatif.
Pengunduran diri Santorum menyisakan tiga kontestan. Dua kontestan lain – Newt Gingrich dan Ron Paul – tertinggal amat jauh dalam perolehan delegasi. Baik tim kampanye Romney dan sebagian besar pemilih Republik tidak melihat keduanya sebagai rintangan besar bagi Romney.
Dengan demikian, Romney kini bisa mengarahkan kritiknya terhadap Presiden Barack Obama. Dalam makan malam Partai Republik di dekat Philadelphia baru-baru ini, ia mengatakan Obama memecah Amerika dengan terus mencari pihak-pihak yang bisa disalahkan atau dikenai tambahan pajak.
“Dalam pemilu November nanti, kita menghadapi keputusan yang menentukan. Pilihannya bukan berdasarkan partai atau kepribadian. Pemilu ini adalah mengenai prinsip. Kebebasan dan kesempatan akan dipertaruhkan dalam kotak-kotak suara,” kata Romney.
Romney telah lama menggambarkan Obama sebagai presiden yang gagal, yang berbagai kebijakannya telah memperlambat pemulihan ekonomi, serta makin memperbesar peran pemerintah, defisit dan hutang.
Hari Selasa, Romney menyerang kepribadian dan kinerja Obama. Dalam sejumlah pidato di negara bagian Delaware, Romney menyebut Obama tidak kompeten dalam bidang ekonomi dan bahkan tidak menyukai pengusaha.
Obama, di lain pihak, mengatakan pemilu November akan menunjukkan secara tajam perbedaan antara Partai Republik dan Partai Demokrat. Berbicara di Florida, Obama mengatakan dua calon presiden dalam pemilu tahun ini akan sangat kontras seperti pemilu tahun 1964, di mana Partai Demokrat unggul besar-besaran.
“(Partai Republik) ingin kembali ke masa dimana Wall Street bisa bermain seenaknya, membuang semua peraturan yang telah dibuat untuk melindungi konsumen supaya kita tidak perlu mengeluarkan dana talangan lagi. Mereka ingin kembali ke masa dimana perusahaan asuransi bisa menaikkan biaya tanpa alasan,” kata Obama.
Manajer kampanye Obama, Jim Messina, mengatakan seperti dilaporkan kantor berita AP bahwa Romney berhasil menggilas para pesaingnya lewat mesin iklan-iklan negatif. Tetapi, katanya, semakin publik melihat warna asli Romney, semakin mereka tidak akan menyukainya.
Jajak pendapat terbaru oleh Washington Post dan ABC News menunjukkan Obama unggul atas Romney 51 persen berbanding 44 persen. Keunggulan Obama, berdasarkan survei itu, didorong tingginya dukungan pemilih perempuan 57 persen berbanding 38 persen.