Setelah menyatakan solidaritas terhadap setiap agresi Rusia terhadap Ukraina, menteri luar negeri dari negara-negara anggota NATO menutup pembicaraan dua hari di Latvia hari Rabu yang berfokus pada situasi di Ukraina dan Georgia, serta Afghanistan.
Membahas pergerakan pasukan Rusia di dekat perbatasan dengan Ukraina, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan kepada wartawan hari Selasa, “tidak ada kejelasan tentang apa sebenarnya niat Rusia.”
Berbicara menjelang pertemuan para menteri luar negeri NATO di ibukota Latvia hari Selasa (30/11), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan, setiap "agresi" baru dari Rusia terhadap Ukraina, akan mengakibatkan "tanggung jawab serius". Hal itu dikatakan ketika ia menegaskan kembali janji NATO untuk keamanan negara-negara tetangga.
“Seperti yang telah saya katakan pada beberapa kesempatan, dan sekali lagi kami akan berbicara lebih banyak tentang hal ini besok, kami sangat prihatin dengan kegiatan-kegiatan yang kami lihat di sepanjang perbatasan Ukraina. Kami tahu bahwa Rusia sering menggabungkan upaya-upaya itu dengan upaya internal untuk mengacaukan suatu negara, itu bagian dari strateginya, dan kami melihatnya dengan sangat cermat. Tetapi saya ingin memastikan bahwa kami mempunyai kesempatan untuk melanjutkan konsultasi yang telah berlangsung dengan sekutu kami dan seperti yang saya katakan, lebih banyak yang bisa dibahas tentang ini besok,” ujar Blinken.
Beberapa pejabat AS mengatakan Washington dan sekutu-sekutunya dari Eropa sedang merencanakan “sejumlah kemungkinan”, karena khawatir ancaman militer Moskow mungkin lebih dari sekedar pembicaraan yang sulit.
Para pejabat intelijen Ukraina mengatakan, Rusia telah menempatkan sekitar 90.000 tentaranya di sepanjang perbatasan dengan Ukraina dan di Krimea, yang direbut dari Ukraina pada 2014. [ps/lt]