Para menteri energi Uni Eropa bertemu di Luksemburg, Selasa (15/10) untuk membahas peningkatan impor gas alam cair (LNG) Rusia di blok tersebut, kekurangan energi di Ukraina jelang musim dingin, dan bagaimana menyeimbangkan harga energi di seluruh negara anggota, para pejabat mengatakan.
Uni Eropa menyepakati paket sanksi ke-14 pada bulan Juni, termasuk larangan pengiriman gas Rusia pada Maret 2025 tapi tidak sampai pada pelarangan total. Sejak itu, Belgia dan Belanda telah melihat peningkatan impor yang tajam.
Dalam sebuah surat pada hari Senin (14/10), Prancis dan sembilan negara lainnya meminta Komisi Eropa untuk mengusulkan kewajiban pelaporan yang lebih ketat mengenai LNG Rusia untuk perusahaan-perusahaan penyimpanan dan pemasok.
“Belgia akan mengajukan, dan kami akan mendukung inisiatif untuk melarang dan melacak impor LNG dari Rusia secara lebih terstruktur,” kata Kai Mykkanen, Menteri Iklim dan Lingkungan Finlandia, kepada para wartawan menjelang pertemuan tersebut.
Segera setelah Moskow memulai invasinya ke Ukraina pada bulan Februari 2022, Uni Eropa mengumumkan sebuah upaya untuk menghentikan penggunaan bahan bakar fosil Rusia “sesegera mungkin” tanpa menetapkan tanggal.
“Kami telah melihat di Belgia terjadi penggandaan volume LNG. Ini mungkin ditujukan untuk keamanan pasokan di Eropa, tetapi kami mengalami kesulitan untuk mengimplementasikan paket ke-14 ini. Oleh karena itu, kami menyerukan sistem pelacakan,” ujar Menteri Energi Belgia Tinne van der Straeten.
Setelah pipa utama Nord Stream diledakkan pada tahun 2022, impor LNG Rusia ke Uni Eropa meningkat, sementara gas yang dialirkan melalui pipa masih mengalir melalui Ukraina dan Turki ke Eropa tengah.
“Beberapa negara memiliki masalah internal yang mengaburkan penilaian mereka sehingga mencegah peralihan yang cepat, tetapi ini sudah dua setengah tahun sehingga sudah waktunya untuk mencari alternatif,” kata Krzysztof Bolesta, menteri energi Polandia.
Kontrak antara Ukraina dan Rusia untuk aliran gas melalui Ukraina akan berakhir pada bulan Desember mendatang.
Jelang Musim Dingin Ukraina
Badan Energi Internasional mengatakan bahwa kekurangan listrik pada musim dingin di Ukraina dapat mencapai enam gigawatt (GW), yang diperparah dengan berakhirnya kesepakatan pipa gas Rusia.
Komisi ini akan memberikan informasi terbaru kepada negara-negara pada hari Selasa mengenai berbagai upaya untuk memperpanjang kesepakatan pipa gas Rusia-Ukraina. Ukraina mengatakan tidak ingin melanjutkan, sementara Rusia mengatakan bersedia.
Para menteri juga akan mencari cara praktis untuk membantu Ukraina melewati musim dingin. Presiden Komisi Ursula von der Leyen mengatakan bahwa Rusia telah mengetuk “kekuatan yang setara dengan tiga negara Baltik,” dan bertujuan untuk memulihkan sekitar 15 persen dari kebutuhan Ukraina.
Polandia mengatakan sedang dalam pembicaraan dengan perusahaan-perusahaan transmisi Ukraina untuk meningkatkan ekspor, sementara Lithuania telah membongkar pembangkit listrik yang sedang dibangun kembali di Ukraina. Para menteri akan mendiskusikan laporan daya saing dari mantan gubernur bank ECB Mario Draghi, di mana Komisi yang akan datang diharapkan menyusun draft Kesepakatan Industri Bersih yang baru.
Harga gas dan listrik di Eropa lebih tinggi daripada di Amerika Serikat dan di tempat lain, dan harga-harga tersebut sangat bervariasi di seluruh blok. Pada bulan September, perdana menteri Yunani meminta Uni Eropa untuk segera menanggapi lonjakan harga listrik di Eropa tengah dan timur.
Draghi menganjurkan penyebaran solusi energi hijau yang lebih murah dengan lebih cepat. Namun, jaringan listrik yang sudah tua, birokrasi, dan infrastruktur lintas batas yang terbatas telah menghambat upaya-upaya tersebut.
“Ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyederhanakan otorisasi proyek-proyek jaringan listrik, memobilisasi pendanaan, dan melakukan perencanaan yang lebih terintegrasi,” Komisaris Energi Uni Eropa Kadri Simson mengatakan pada pertemuan tersebut. [th/ab]
Forum