Para pemimpin dunia dan kelompok lingkungan hidup telah mengungkapkan kekecewaan atas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump untuk menarik diri dari kesepakatan iklim Paris yang bersejarah dan merupakan upaya global untuk mengatasi dampak perubahan iklim.
Pemimpin Jerman, Perancis dan Italia, dalam sebuah langkah yang luar biasa, mengeluarkan sebuah pernyataan bersama yang menyatakan "penyesalan" atas keputusan tersebut.
"Kami sangat yakin bahwa kesepakatan tersebut tidak dapat dinegosiasikan kembali," kata mereka, menyangkal keyakinan pemimpin AS itu bahwa dia dapat menegosiasikan kembali Perjanjian Paris. Ketika mengumumkan penarikan itu, Trump mengatakan bahwa dia terbuka dalam "negosiasi untuk memasuki kembali perjanjian Paris."
Jean-Claude Juncker, presiden Komisi Eropa, mengatakan dalam sebuah konferensi Konfederasi Pengusaha Jerman di Berlin bahwa "orang Amerika tidak dapat keluar begitu saja dari kesepakatan itu," dan menambahkan bahwa "dibutuhkan waktu tiga sampai empat tahun" untuk menarik diri.
Hua Chunying, juru bicara kementerian luar negeri China, mengatakan pada hari Jumat (2/6) bahwa ketaatan China terhadap Perjanjian Paris adalah "tanggung jawab yang dipikul oleh China sebagai negara besar yang bertanggung jawab."
Berbicara kepada wartawan, Jumat (2/7) di Beijing, juru bicara tersebut mengatakan, "Menurut kami perjanjian Paris mencerminkan kesepakatan terluas masyarakat internasional sehubungan dengan penghapusan perubahan dan semua pihak harus menghargai hasil yang telah dicapai dengan susah payah ini."
China adalah pencemar terbesar di dunia, sementara AS menempati peringkat kedua. [as]