Tautan-tautan Akses

Para Pemimpin Hadiri KTT Khusus ASEAN-Australia


Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese serta Gubernur Victoria Margaret Gardner menghadiri acara menjelang pertemuan kedua negara di sela KTT ASEAN-Australia di Melbourne pada 4 Maret 2024. (Foto: AAP/James Ross via Reuters)
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese serta Gubernur Victoria Margaret Gardner menghadiri acara menjelang pertemuan kedua negara di sela KTT ASEAN-Australia di Melbourne pada 4 Maret 2024. (Foto: AAP/James Ross via Reuters)

Para pemimpin sejumlah negara ASEAN seperti Thailand, Brunei, dan Vietnam dan Indonesia menghadiri KTT Khusus ASEAN-Australia di Melbourne pada Senin (4/3).

Perdana Menteri Thailand Srettha Thavisin, Sultan Brunei Hassanal Bolkiah dan Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh serta Presiden Indonesia Joko Widodo disambut secara resmi ketika tiba pada hari Senin.

Para pemimpin ASEAN menghadiri KTT Khusus ASEAN-Australia, yang menandai 50 tahun sejak Australia menjadi mitra resmi pertama blok negara di Asia Tenggara ini.

Sembilan pemimpin dari 10 negara anggota ASEAN akan menghadiri pertemuan puncak selama tiga hari kecuali Myanmar karena kegagalannya membendung kekerasan di negara tersebut sejak junta militer mengambil alih kekuasaan pada tahun 2021.

KTT Khusus ASEAN-Australia 2024 dipandu oleh Perdana Menteri Australia yang juga anggota Parlemen, Anthony Albanese, dan diselenggarakan dari tanggal 4-6 Maret di Melbourne, Australia.

Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong, pada Senin, mengatakan bahwa konflik besar di kawasan ASEAN akan “menghancurkan komunitas dan perekonomian kita seperti yang ditunjukkan oleh konflik mengerikan di Gaza dan Ukraina.”

Pernyataan tersebut disampaikan Wong dalam konferensi dengan Menteri Luar Negeri Filipina Enrique Manalo di sela-sela KTT Khusus ASEAN-Australia.

“Kita semua bertanggung jawab untuk membentuk kawasan yang kita inginkan, kawasan yang ingin kita bagi bersama; damai, stabil, dan sejahtera. Sebuah kawasan yang seimbang di mana setiap negara dapat mengejar aspirasinya masing-masing. Di mana tidak ada negara yang mendominasi dan tidak ada negara yang didominasi,” kata Wong seraya menambahkan “hal ini menjadi lebih penting dari sebelumnya mengingat karakter kawasan ini sedang menghadapi tantangan.”

Para pemimpin telah mengeluarkan pernyataan bersama dengan negara tuan rumah yang menyerukan kode etik yang mencakup perairan yang disengketakan di Laut China Selatan, di mana China menjadi semakin berani atas persaingan klaim teritorialnya dengan sejumlah negara ASEAN. [my/rs]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG