Para pemimpin Haiti bergegas untuk memenuhi tenggat yang ditetapkan AS untuk menunjuk tujuh anggota dewan transisi yang akan mengambil alih kekuasaan setelah PM Ariel Henry mundur.
Henry mengundurkan diri pada Senin di bawah tekanan AS dan para pemimpin badan regional Komunitas Karibia (CARICOM). Proposal pembentukan dewan transisi untuk memerintah Haiti yang dilanda kekerasan tersebut muncul dalam pertemuan para pemimpin CARICOM di Ibu Kota Jamaika, Kingston, hari Senin.
Berdasarkan rencana itu, dewan transisi akan terdiri dari tujuh anggota, enam di antaranya mewakili berbagai koalisi politik Haiti dan satu lagi adalah perwakilan dari sektor swasta, ditambah dua anggota yang tanpa hak suara yang mewakili masyarakat sipil. Dewan itu akan memilih perdana menteri baru dan mempersiapkan penyelenggaraan pemilihan presiden berikutnya.
Berbagai media berita mengatakan para pemimpin Haiti diberi tenggat 24 jam untuk mengumumkan siapa saja yang akan duduk di dewan tersebut.
“Rakyat Haiti berhak mendapatkan negara di mana anak-anakk dapat pergi bersekolah dan orang tua mereka tahu bahwa mereka akan aman,” kata CARICOM dalam pernyataan hari Senin sewaktu mengumumkan rencana pemerintah transisi. “Kami memuji kesediaan dan keberanian para pemangku kepentingan Haiti untuk berkomitmen menempatkan kembali Haiti ke jalur menuju demokrasi, stabilitas dan kemakmuran,”
Henry mengundurkan diri sepekan setelah pesawatnya terpaksa mendarat di Puerto Rico, teritori AS di Karibia, ketika pesawat itu ditolak masuk Republik Dominika, yang berbagi pulau Hispaniola dengan Haiti.
Henry telah meninggalkan Haiti sepekan sebelumnya dalam misi ke negara Amerika Selatan Guyana dan Kenya di Afrika Timur untuk menggalang dkungan bagi pengerahan pasukan penjaga perdamaian multinasional PBB ke Haiti, yang telah dicemari oleh kekerasan geng yang brutal dan tak terkendali di ibu kota, Port-au-Prince, dan sekitarnya.
Geng-gen tersebut memanfaatkan ketidakhadiran Henry untuk mneyerang Lembaga Pemasyarakatan Nasional dan penjara lainnya di Port-au-Prince, menewaskan beberapa orang dan membuat ribuan narapidana kabur ke kota. Geng-geng penjahat juga melancarkan serangan penembakan di bandara utama Haiti.
Jimmy “Barbecue” Cherizier, pemimpin aliansi geng yang melancarkan serangan, mengatakan, kelompok tersebut tidak akan membiarkan Henry kembali ke Haiti dan mendesaknya agar mengundurkan diri.
Rencana mengirim pasukan multinasional ke Haiti mendapat pukulan telak hari Selasa ketika para pejabat Kenya mengatakan negara tersebut tidak akan mengirimkan pasukan penjaga perdamaiannya ke Haiti sampai terbentuknya pemeirntahan sementara yang baru.
Henry, yang berprofesi sebagai ahli bedah saraf, telah menjadi penjabat perdana menteri sejak pembunuhan terhadap Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021 yang menjerumuskan negara Karibia itu ke dalam kekacauan. Ia dijadwalkan mengundurkan diri pada Februari lalu, tetapi menunda pemilu karena situasi keamanan yang memburuk dan kebuntuan politik dengan kekuatan-kekuatan oposisi. [uh/ab]
Forum