Mereka dipandang sebagai laskar gerak cepat dari sebuah gerakan aktivis lingkungan yang berkembang pesat. Awal tahun ini, mereka membuat pusat kota London dan beberapa kota besar Inggris lainnya terhenti dengan pemasangan barikade di jembatan, berdiri di atas kereta api dan memblokir jalan-jalan dan persimpangan jalan utama.
Extinction Rebellion (XR), kampanye pembangkangan sipil yang lahir di Inggris dan bertujuan mengatasi krisis iklim di seluruh dunia, didukung oleh aktivis iklim Swedia Greta Thunberg yang menjadi wakil anak pencinta lingkungan.
XR berjanji untuk melakukan gangguan lebih banyak dengan alasan pemerintah tidak cukup banyak bertindak untuk menghentikan situasi "darurat iklim" Kelompok itu melancarkan kampanye serupa di Amerika dan Australia dan mengatakan para aktivis iklim tidak punya pilihan selain bertindak sendiri.
XR menuntut pemerintah mencegah hilangnya keanekaragaman hayati lebih jauh dan berkomitmen untuk tidak memproduksi emisi gas rumah kaca menjelang tahun 2025. Jika tidak, XR mengatakan, akan ada kepunahan massal dari kehidupan di planet ini dalam masa hidup para aktivis ini.
Target XR berikutnya adalah London Fashion Week yang diselenggarakan bulan depan dan bertabur bintang. Aktivis telah berjanji untuk menutup panggung peragaan busana selama lima hari itu untuk meningkatkan kesadaran akan kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh industri busana.
"Kita perlu mengubah budaya kita terkait konsumsi," kata aktivis iklim Bel Jacobs.
Ia menambahkan, "Orang-orang tidak tahu betapa merugikan industri busana bagi lingkungan."
Emisi gas rumah kaca dari pembuatan tekstil diperkirakan mencapai setara 1,2 miliar ton CO2 pada tahun 2015, lebih dari semua penerbangan internasional dan pelayaran maritim, menurut Ellen MacArthur Foundation, sebuah badan amal lingkungan Inggris.
Tindakan XR mendapat pujian dari banyak aktivis lingkungan, yang mengatakan satu-satunya cara untuk membuat pemerintah, orang-orang dan perusahaan untuk mendengar dan mengambil tindakan iklim adalah dengan memberi kejutan pada mereka.
Tetapi filosofi radikal yang mendasari kelompok itu, yang mencakup keinginan untuk membentuk dewan-dewan warga yang bisa mengesampingkan parlemen, semakin menuai kecaman dari lawan-lawannya, yang menyamakan kelompok itu dengan sekte milenial. (my/jm)
