Koalisi yang dibutuhkan untuk pencalonan Anies Baswedan sebagai presiden pada Pemilihan Umum 2024 terpenuhi setelah Partai Demokrat pada hari Kamis (2/3) resmi menjadikan Anies sebagai bakal calon presiden. Dua partai lainnya, yakni Partai Nasional Demokrat disusul Partai Keadilan Sejahtera sudah menyatakan dukungan lebih dulu.
Koalisi tiga partai itu memenuhi syarat perolehan kursi di Dewan Perwakilan rakyat (DPR) minimum 20 persen untuk mengajukan calon presiden.
Dalam jumpa pers bersama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Demokrat, Anies menyatakan menerima pencalonan dirinya sebagai calon presiden untuk pemilihan tahun depan.
Pada pertemuan dengan pimpinan dan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, dirinya membicarakan mengenai proses demokrasi dan arah perjalanan bangsa ke depan. Anies mengatakan kedua topik itu bisa dibahas karena Mahkamah Konstitusi sudah memutuskan Pemilihan Umum 2024 tidak boleh ditunda.
Anies secara khusus menghargai keputusan Mahkamah Konsitusi dan berharap lembaga negara ini ke depannya tetap menegakkan konstitusi, melindungi tata negara, melindungi tata pemerintahan dari usaha pelemahan demokrasi. Dia juga mengharapkan Mahkamah Konstitusi memutuskan sistem pemilihan umum tetap menggunakan proporsional terbuka.
Dia memuji konsistensi Susilo Bambang Yudhoyono dan Partai Demokrat dalam menjaga aturan dan etika demokrasi, menjaga netralitas dalam hukum dan proses pergantian kekuasaan.
"Izinkan kami menyampaikan dengan rasa rendah hati, dengan memohon izin, ridho dari Allah subhanahu wata'ala, kami menerima amanah besar ini, mengemban amanah besar ini, dan insya Allah kita siap untuk berjalan bersama-sama menuju perubahan dan perbaikan," kata Anies.
Anies menjelaskan pencalonan dirinya sebagai presiden oleh Partai Demokrat merupakan amanah besar untuk merawat konstitusi, demokrasi, menuntaskan cita-cita reformasi, dan menunaikan janji kemerdekaan terutama menghadirkan keadilan sosial bagi seluruh rayat Indonesia.
Pada kesempatan tersebut, Anies menyerukan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bergabung mewujudkan perubahan bagi perbaikan Indonesia ke depan.
Hasil Rapat Majelis Tinggi Partai
Pada jumpa pers tersebut, Agus mengungkapkan pencalonan Anies sebagai presiden oleh Demokrat berdasarkan hasil rapat Majelis Tinggi Partai Demokrat, berlangsung sekitar lima jam Rabu malam (1/3) dan dipimpin oleh Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono.
Agus menjelaskan partainya tetap berada pada garis perubahan dan perbaikan. Demokrat meyakini semangat untuk perubahan dan perbaikan akan makin besar pada Pemilihan Umum 2024.
Perubahan dan perbaikan itu, lanjutnya, merupakan harapan sebagian besar masyarakat Indonesia. Isu ini menjadi pembahasan dalam pertemuan antara Anies dengan pimpinan dan anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat.
Agus mengatakan banyak sekali kesamaan cara pandang dan tujuan untuk perubahan antara Partai Demokrat dan Anies. Dia mengingatkan pada 26 Januari lalu Demokrat sudah resmi mengajukan Anies sebagai calon presiden 2024 sekaligus memberikan kewenangan kepada Anies untuk menentukan calon wakilnya.
Dia menegaskan keputusan Majelis Tinggi Partai Demokrat merupakan ketetapan hukum partai sesuai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga, yakni majelis tinggi berwenang menentukan koalisi dalam pemiihan umum dan pasangan caln presiden dan calon wakil presiden.
"Ini memberikan kekuatan hukum pada deklarasi Partai Demokrat yang sebelumnya sudah disampaikan kepada publik pada tanggal 26 januari 2023. Artinya sudah lengkap gabungan partai politik untuk membangun perahu koalisi perubahan," ujar Agus.
Bukan Hal Mengejutkan
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Firman Noor kepada VOA mengatakan dukungan yang diberikan Partai Demokrat bukan hal mengejutkan karena memang prosesnya sudah dilakukan sejak akhir tahun lalu.
Dia menambahkan Partai Nasional Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Demokrat melihat Anies sebagai sosok yang memang menarik untuk menjadi presiden di masa yang akan datang.
"Menariknya, pengikatnya adalah sosok ini, Anies ini dianggap sebagai ikon dari perubahan. Makanhya Demokrat mengusung perubahan dan perbaikan. Nuansa itu bisa dipahammi mengingat Anies bukan figur yang didorong oleh Jokowi dan selama ini cenderung berada di luar pusat kekuasaan," tutur Firman.
Posisi politik Anies tersebut, lanjut Firman, sudah sesuai dengan keberadaan Partai Demokrat dan PKS yang selama ini dikenal sebagai kelompok oposisi. Yang menarik justru Partai Nasdem, yang dekat dengan Jokowi, tetapi kini beralih mengusung Anies sebagai calon presiden.
Pencalonan Anies lebih dulu oleh koalisi tiga partai tersebut menguntungkan karena bisa melakukan sosialisasi lebih cepat, sehingga lebih dulu dikenal masyarakat. Selain itu, daya jangkaunya lebih luas karena belum ada saingan.
Untuk memperbesar peluang menang, menurutnya, calon wakil Anies harus mendukung perubahan, harus diterima oleh ketiga partai koalisi, dan dapat menutupi kekurangan-kekurangan Anies.
Hasil survei sejumlah lembaga menunjukkan nama Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto merupakan calon presiden yang memiliki elektabilitas yang tinggi. [fw/em]
Forum