Para pengamat menilai, keputusan itu ditujukan untuk menciptakan efek jera terhadap para anggota partai dan mereka yang suka mengeluarkan pendapat. Namun, kata mereka, keputusan untuk membungkam taipan Ren Zhiqiang, yang dikenal sebagai Donald Trump China, itu juga merupakan tamparan terhadap presiden setelah Xi secara terbuka mendorong para pemimpin partai untuk memantau pernyataan-pernyataan yang muncul secara online akhir bulan lalu.
Menurut media pemerintah China, hukuman yang telah lama ditunggu-tunggu itu diumumkan Senin setelah partai menyimpulkan pernyataan Ren dalam tulisan-tulisan di mikroblognya memiliki pengaruh buruk dan bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar partai.
Sebelum akun Weibo-nya ditutup oleh pihak berwenang, konglomerat berlidah tajam itu memposkan pernyataan kepada hampir 38 juta pengikutnya, “sejak kapan pemerintah rakyat berubah menjadi pemerintah partai? “ sebagai tanggapan terhadap seruan Xi agar media negara itu mendukung prinsip-prinsip partainya.
Ren adalah putra Ren Quansheng yang pernah menjabat sebagai wakil menteri perdagangan China. Pengusaha sukses berusia 65 tahun itu memiliki hubungan yang kuat dengan jaringan politik dan bisnis, khususnya karena hubungan eratnya dengan Wang Qishan,anggota Komisi Tetap Politibiro China yang berpengaruh. [ab/as]