Hasil awal menunjukkan partai yang berkuasa di Rusia memenangkan pemilihan parlemen hari Minggu (18/9) di tengah adanya laporan pelanggaran pemilu dan rasa apatis para pemilih di dua kota terbesar di negara itu.
Hingga laporan ini disampaikan sudah 22 persen surat suara yang dihitung, dimana Partai Rusia Bersatu yang mendukung Presiden Vladimir Putin meraih lebih dari 50 persen suara, diikuti Partai Demokrat Liberal dengan 15 persen suara, Partai Komunis dengan 14 persen suara dan Partai A Just Russia sekitar 6 persen suara.
Ketua Komisi Pemilu Rusia Ella Pamfilova dalam penjelasan singkat di televisi mengatakan tidak melihat adanya alasan untuk menihilkan hasil penghitungan di lokasi mana pun, meski ada laporan kecurangan pemilu.
Sebagaimana diperkirakan Partai Rusia Bersatu kembali berhasil mempertahankan kursi mayoritas di majelis rendah Duma. Partai Rusia Bersatu yang dipimpin Perdana Menteri Dmitry Medvedev, seorang loyalis Putin, memenangkan 238 dari 450 kursi di Duma, dan mendominasi lebih dari 80 parlemen regional.
Organisasi Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE) mengirim lebih dari 400 pengamat ke Rusia untuk memantau pemilu tersebut, hampir dua kali lipat dibandingkan pemilu 2011 ketika OSCE mengirim 215 pengamat untuk pemilu parlemen yang sama.
Para analis melihat pemilu ini sebagai semacam referendum terhadap kemungkinan pencalonan kembali Putin sebagai presiden pada tahun 2018. [em]