Hari Sabtu (27/7), Presiden Nicolas Maduro membuka kongres Partai Sosialis Bersatu Venezuela dengan pidato yang mengajak anggota partai agar melanjutkan proyek revolusioner.
Ratusan delegasi akan mempertimbangkan usul anggota di seluruh negeri, banyak di antaranya prihatin akan krisis ekonomi yang terus meningkat dan telah melanda negara kaya minyak itu, memprovokasi kekurangan yang meluas dan inflasi.
Konvensi itu adalah yang ketiga sejak pembentukan partai tersebut tahun 2008. Tetapi di lapangan yang tampak adalah perpecahan.
Anggota tidak senang karena tidak mendapat peran lebih banyak dalam memilih delegasi tahun ini, menurut Diego Moya-Ocampos, analis perusahaan konsultan IHS Global Insight yang berbasis di London.
Hanya sebagian dari 7 juta anggota partai memberikan suara akhir pekan lalu guna memilih delegasi untuk konvensi. Dari mereka yang terpilih adalah anak Maduro, Nicolas Ernesto Maduro, mahasiswa.
Sementara Chavez menyatukan koalisi yang luas dengan kekuatan karakter dan karisma, Maduro kesulitan menunjukkan kewibawaan serupa. Ia menang tipis dalam pemilu tahun lalu untuk menggantikan mentornya, Chavez, dan tingkat popularitasnya beberapa bulan sejak itu anjlok dibawah 40 persen.
Protes terhadap kekacauan ekonomi Venezuela mencengkeram negara itu hampir sepanjang musim semi lalu. Hari Sabtu, tokoh-tokoh oposisi merencanakan protes kecil untuk menarik perhatian pemerintah terhadap pengecam yang masih dipenjara atas tuduhan terkait demonstrasi-demonstrasi itu.
Hari Sabtu, delegasi membuat setidaknya satu langkah simbolis untuk menegaskan kembali kekuasaan Maduro, mengangkatnya sebagai presiden partai dan menunjuk Chavez sebagai “presiden seumur hidup.''
