Memasuki pertengahan Asian Games 2018, hari Minggu (26/8), Indonesia berhasil mengumpulkan 12 emas, melebihi emas yang berhasil diraih Indonesia ketika pertama kali menjadi tuan rumah Asian Games pada tahun 1962.
Rifki Ardiansyah Arrosyiid mempersembahkan emas ke-11 bagi Indonesia dari nomor karate 60 kg putra, dan Aqsa Sutan Aswar menyusul dengan emas ke-12 dari cabang jetski untuk endurance runabout.
Arrosyiid mengalahkan atlit Iran Amir Mahdi Zadeh dengan skor 9-7 di putaran final, dan penampilan pria 20 tahun yang pernah menjadi anggota TNI ini menumbuhkan rasa optimistis pelatih Syamsuddin tentang peluang Indonesia pada Olimpiade di Tokyo dua tahun lagi di mana karate akan dipertandingan untuk pertama kalinya.
"Saya senang sekali. Ini baru hari kedua turnamen dan kita sudah berhasil mendapatkan emas lewat Rifki," kata Syamsuddin kepada Reuters.
Kemenangan Mohamad Hasan Basri di nomor 65 kg pada Asian Games 2002 adalah terakhir kalinya Indonesia berhasil memenangkan emas di cabang karate.
"Saya yakin kita akan berhasil di Olimpiade nanti. Indonesia punya potensi luar biasa di karate," kata Syamsuddin.
"Karate sangat populer di sini. Ini negara besar, dan kompetisinya luar biasa ketat di tingkat sekolah dan universitas."
Syamsuddin berharap Indonesia mempertahankan kualitas penampilan mereka pada hari Senin di mana empat medali emas di cabang karate diperebutkan.
"Terakhir kali Indonesia menang emas untuk karate adalah tahun 2002. Sekarang kita punya emas pertama, dan dua perunggu. Kita harap besok bisa dapat lebih banyak medali lagi."
Baca juga: Tenis Sabet Emas ke-10 Indonesia di Asian Games
Indonesia menargetkan bisa meraih 16 emas pada Asian Games kali ini. [dw]
