Calon presiden dari partai Demokrat Joe Biden dan Senator Kamala Harris yang baru diumumkan sebagai pasangan calon wakil presidennya akan tampil bersama hari Rabu (12/8) sebagai tim yang berupaya mengalahkan Presiden Donald Trump dan Wakil Presiden Mike Pence dalam pemilu November mendatang.
Tim sukses Biden-Harris menyatakan pasangan itu akan berbicara di Wilmington, Delaware, mengenai “bekerja bersama untuk memulihkan jiwa bangsa dan berjuang bagi keluarga pekerja untuk memajukan negara.”
Biden resmi menunjuk Harris pada hari Selasa (11/8), membuatnya sebagai perempuan kulit hitam dan perempuan Amerika keturunan Asia Selatan pertama yang ditunjuk partai besar untuk menduduki jabatan penting dalam suatu pemilihan presiden.
“Saya mendapat kehormatan besar untuk mengumumkan bahwa saya telah memilih Kamala Harris – seorang pejuang rakyat kecil yang tak kenal takut dan salah seorang pejabat publik terbaik negara ini – sebagai calon wakil presiden,” cuit Biden, Selasa sore (12/8).
Setelah meraih cukup banyak kemenangan untuk memastikan pencalonan dari partainya awal tahun ini, Biden, 77 tahun, berkomitmen untuk memilih seorang perempuan sebagai calon wakil presiden. Ada banyak spekulasi bahwa ia akan memiliki seorang perempuan kulit hitam sebagai pendampingnya. Sejumlah nama yang sudah dikenal dan dihormati muncul di media sebagai calon-calon wakil presiden.
Biden dan Harris telah lama bersahabat sejak Harris menjadi jaksa agung California sementara mendiang putra Biden, Beau, menjadi jaksa agung di Delaware.
“Ia bekerja sama erat dengan Beau. Saya menyaksikan sewaktu mereka menghadapi bank-bank besar, menyemangati kelas pekerja, serta melindungi perempuan dan anak-anak dari pelecehan,” cuit Joe Biden hari Selasa. “Saya bangga ketika itu, dan saya bangga sekarang ini memilikinya sebagai mitra dalam kampanye ini.”
Harris memberi pujian tinggi bagi Biden dalam acara kampanye beberapa pekan lalu, sebelum ia disebut sebagai calon wakil presidennya.
“Joe memiliki empati, ia memiliki rekam jejak kepemimpinan yang telah terbukti dan sekarang kita sangat memerlukan presiden Amerika Serikat yang memahami rakyat, melihat mereka di mana mereka berada, dan memiliki keinginan tulus untuk membantu serta tahu bagaimana caranya berjuang untuk membawa kita ke tempat yang kita inginkan,” kata Harris.
Harris yang berusia 55 tahun dilahirkan di Oakland, California. Ia adalah anak pasangan imigran, ayahnya dari Jamaika dan ibunya dari India.
Ia lulusan Fakultas Hukum University of California, dan dipilih sebagai pengacara distrik San Francisco pada tahun 2003 dan jaksa agung California pada tahun 2010.
Ia berkiprah di Washington kurang dari empat tahun silam sebagai senator partai Demokrat dari California.
Dalam kampanye kepresidenannya tahun 2020, Harris sempat menjadi calon unggulan partai Demokrat setelah sukses dalam debat-debat awal. Kritiknya terhadap tentangan satu kali oleh Biden mengenai bus-bus sekolah yang diperintahkan oleh pengadilan untuk mencapai keseimbangan rasial di sekolah-sekolah negeri, telah menimbulkan ketegangan dalam hubungan mereka.
Tetapi sikap politik sentris Harris dalam perdebatan awal, termasuk dukungannya bagi penegak hukum ketika menjabat jaksa agung, gagal membangkitkan semangat kaum progresif dan liberal, dan ia keluar dari persaingan sebagai kandidat calon presiden sebelum pemilihan pendahuluan pertama.
Sebagian anggota Demokrat menuduhnya kurang pengetahuan mengenai isu-isu kekerasan oleh polisi – masalah yang bakal diangkat kembali di tengah-tengah protes luas menentang kebrutalan polisi terhadap warga kulit hitam dan nonkulit putih lainnya.
Mantan Presiden Barack Obama termasuk di antara anggota Demokrat yang menyambut baik Harris sebagai pilihan Biden untuk menjadi calon wakil presiden.
“Saya mengenal Senator Kamala Harris sejak lama. Ia lebih dari siap untuk jabatan itu. Ia menghabiskan kariernya membela Konstitusi kita dan berjuang bagi rakyat yang menginginkan keadilan. Ini adalah hari baik bagi negara kita. Sekarang ayo kita raih kemenangan,” cuit Obama hari Selasa.
Raja Krishnamoorthi, anggota Kongres dari fraksi Demokrat kelahiran New Delhi mencuit, “Terlepas dari kecenderungan politik Anda, ini begitu banyak mengungkapkan tentang kemajuan yang dicapai negara kita sehingga calon partai utama sekarang mencakup seorang perempuan kulit hitam dan keturunan Asia Selatan.”
Penasihat senior kampanye Trump Katrina Pierson menyebut Harris sebagai “Phony Kamala” atau “Kamala Palsu” dan mengatakan “ia akan meninggalkan moralnya sendiri, serta berusaha untuk mengubur catatannya sebagai jaksa, agar dapat menenangkan ekstremis antipolisi yang mengontrol Partai Demokrat. … Ia adalah bukti bahwa Joe Biden adalah cangkang kosong yang dipenuhi dengan agenda ekstrem kaum radikal kiri.”
Harris adalah perempuan ketiga yang dicalonkan sebagai wakil presiden oleh sebuah partai besar.
Anggota DPR dari fraksi Demokrat, Geraldine Ferraro menjadi pasangan calon presiden Walter Mondale pada tahun 1984. Mereka kalah jauh dari pasangan Ronald Reagan dan George H.W. Bush dari partai Republik.
Mantan Gubernur Alaska Sarah Palin berpasangan dengan calon presiden dari partai Republik John McCain pada tahun 2008, tetapi kalah dari pasangan Demokrat, Obama dan Biden. [uh/ab]