Harga minyak, Selasa (26/5) naik, karena meningkatnya kepercayaan bahwa produsen menindaklanjuti komitmen mereka untuk mengurangi pasokan sementara permintaan bahan bakar meningkat dengan berkurangnya pembatasan virus corona.
Minyak mentah Brent berjangka naik dua sen pada $35,55 per barel pada 11:11 EDT (1511 GMT). Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 51 sen, atau 1,5 persen, menjadi $33,76.
Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan produsen minyak terkemuka lainnya termasuk Rusia, kelompok yang dikenal sebagai OPEC+, bulan lalu sepakat untuk memangkas produksi gabungannya sampai 10 juta barel per hari pada Mei-Juni untuk mendongkrak harga dan permintaan, yang jatuh akibat pandemi virus corona.
Menteri Energi Rusia Alexander Novak, Selasa (26/5) bertemu dengan produsen-produsen minyak utama untuk membahas perpanjangan dan peningkatan pemangkasan produksi setelah Juni, demikian menurut sumber yang tahu rencana tersebut kepada kantor berita Reuters.
Kantor berita RIA mengatakan volume produksi minyak Rusia mendekati target negara itu sebesar 8,5 juta barel per hari untuk Mei dan Juni.
Pada hari Senin, kementerian energi Rusia mengutip Novak yang mengatakan kenaikan permintaan bahan bakar akan mampu mengurangi surplus global sekitar 7 juta hingga 12 juta barel per hari pada Juni atau Juli.
Negara-negara OPEC+ dijadwalkan bertemu lagi pada awal Juni untuk membahas kelanjutan pengurangan pasokan minyak guna menopang harga, yang masih berada sekitar 45 persen dari tingkat harga pada awal tahun.
"Kelebihan pasokan minyak mentah 16 juta barel per hari selama bulan April bisa dihabiskan seluruhnya pada bulan Juni, dibantu oleh peningkatan permintaan minyak mentah sebesar 4 juta barel per hari dan pengurangan 12 juta barel per hari terhadap pasokan minyak mentah," kata Bjornar Tonhaugen, kepala pasar minyak untuk Rystad Energi.
"OPEC+ melakukan pemangkasan paling besar sejauh ini, dan secara efektif berhasil mengurangi pasokan hampir 9 juta barel per hari sementara pasokan minyak mentah non-OPEC+ turun lebih dari 3,5 juta barel per hari dari tingkat Maret."
Kepercayaan konsumen AS stabil ketika ekonomi dibuka kembali
Kepercayaan konsumen AS meningkat pada bulan Mei, menunjukkan kemerosotan ekonomi akibat virus corona mungkin hanya berlaku untuk sementara, namun untuk keluar dari pengangguran yang parah masih butuh waktu.
The Conference Board, lembaga kajian internasional untuk ekonomi dan urusan pemerintahan hari Selasa (26/5) mengatakan indeks kepercayaan konsumen naik ke angka 86,6 bulan ini dari 85,7.
Bisnis di seluruh negeri mulai dibuka kembali setelah ditutup pada pertengahan Maret ketika berbagai negara bagian dan pemerintah daerah di AS mengambil langkah drastis untuk memperlambat penyebaran Covid-19, yang membuat perekonomian negara terhenti. Ekonomi menyusut pada laju terbesar dalam kuartal pertama sejak Resesi Besar dan kehilangan setidaknya 21,4 juta pekerjaan pada bulan Maret dan April.
Meskipun penurunan kepercayaan saat ini tampaknya sudah berakhir, jalan menuju pemulihan yang belum berjalan mulus dan potensi ancaman virus gelombang kedua cenderung menimbulkan ketidak pastian bagi konsumen," kata Lynn Franco, direktur senior indikator ekonomi Conference Board di Washington.
Saham-saham di Wall Street menguat, didorong oleh dibukanya kembali ekonomi dan rasa optimis mengenai potensi ditemukannya vaksin untuk mencegah virus corona. Dolar diperdagangkan lebih rendah terhadap sejumlah mata uang acuan. Harga surat-surat berharga Departemen Keuangan AS turun. [my/jm]