Saham di Asia, Jerman dan Perancis turun sekitar tiga persen atau lebih, sedangkan Bursa Efek New York turun lebih dari satu persen dalam perdagangan tengah hari.
Bursa Athena tutup enam hari sementara Yunani menghadapi tenggat hari Selasa (30/6) untuk mencapai kesepakatan dana talangan dengan pemberi pinjaman internasional. Negara itu meminta 8 milyar dolar kredit baru, tetapi menolak melakukan langkah-langkah penghematan baru yang dituntut kreditor dan kemungkinan tidak bisa membayar 1,8 milyar dolar utangnya kepada Dana Moneter Internasional yang jatuh tempo hari Selasa.
Obligasi Yunani anjlok hari Senin, dengan suku bunga melonjak lebih dari 12 persen sampai 33 persen, sambil para investor mempertimbangkan apakah Yunani sebaiknya keluar dari blok 19 negara bermata uang euro atau menjadi negara pertama dalam 16 tahun sejarah zona euro yang akan disingkirkan negara-negara tetangganya.
Kecemasan tentang krisis finansial Yunani dan potensi dampaknya terhadap sistim keuangan global juga memicu aksi penjualan saham besar-besaran di Asia hari Senin.
Indeks Nikkei di Tokyo turun hampir 600 poin atau hampir 2,9 persen pada penutupan perdagangan, sementara KOSPI di Korea Selatan anjlok lebih dari 1,4 persen.
Erwin Sanft, analis pada Macquarie Securities di Hong Kong, mengatakan, “Sebelumnya pasar-pasar dunia memang sudah mengantisipasi keluarnya Yunani dari zona euro, tetapi saat ini mereka tetap saja terguncang. Saya pikir isu tersebut akan mendominasi pergerakan pasar minggu ini.”
Bursa saham Hang Seng di Hong Kong juga ditutup turun 2,78 persen, terimbas apa yang disebut para analis “aksi penjualan secara panik” di bursa-bursa Tiongkok yang mudah bergejolak.
Indeks Shanghai Composite bergerak naik turun tajam sepanjang Senin, akhirnya turun 3,34 persen setelah anjlok 7,4 persen Jumat lalu. Bursa Shenzhen terjerembab hampir 5,8 persen.
Pasar-pasar saham di Asia adalah yang pertama bereaksi terhadap keputusan Yunani untuk menggelar referendum, menutup bank dan memberlakukan kontrol atas modal. Langkah itu diambil setelah Bank Sentral Eropa hari Minggu mengatakan Yunani tidak akan mendapat pinjaman dana talangan lagi.
Yunani telah menjadwalkan referendum hari Minggu (5/7) mendatang guna memutuskan apakah menerima atau tidak, tuntutan kreditur bagi langkah-langkah penghematan lebih lanjut sebagai imbalan atas pinjaman baru. Kepala eksekutif Uni Eropa Jean-Claude Juncker dan Perdana Menteri Inggris David Cameron memperingatkan, kalau Yunani menolak, itu akan berarti Yunani ingin memisahkan diri secara politik dari Eropa.
Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras menghentikan perundingan dengan para kreditur akhir pekan dan tidak ada tanda-tanda pembicaraan baru. Ia meminta negaranya supaya menolak tuntutan para kreditur itu dalam referendum.
Para pemimpin Eropa menyatakan terbuka untuk diskusi lebih lanjut sementara tenggat untuk menentukan dana talangan semakin dekat, tetapi tampaknya tidak mau memberi konsesi baru kepada Yunani.